Dolar AS Terseret Data Inflasi AS
Dolar tergelincir terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB). Data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan mengurangi ekspektasi jangka pendek tentang pengurangan pembelian aset dari Federal Reserve.
Melansir Antara, Kamis, 16 September 2021, indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya berada di level 92,514, turun sekitar 0,2 persen dari hari sebelumnya.
Tetapi dolar memangkas kerugian setelah data positif menunjukkan harga impor turun secara tak terduga pada Agustus dan angka yang lebih tinggi dari perkiraan untuk survei bisnis Fed New York.
Laporan ini mengimbangi angka yang menunjukkan hasil manufaktur AS yang melambat pada Agustus, naik 0,2 persen dari kenaikan 1,6 persen bulan sebelumnya.
“Kenyataannya adalah tidak ada panduan selain indikator ekonomi yang buruk, berarti pemulihan dari pandemi telah melambat lebih dari yang diharapkan karena Delta,” kata ahli strategi dan pedagang valas di Tempus Inc di Washington, Juan Perez.
“Dolar di tengah semua ini masih akan memiliki ruang untuk kenaikan dan lonjakan, tetapi perbaikan di Inggris dan wilayah lain pada akhirnya bisa mulai melemahkan dolar secara lebih konsisten,” imbuhnya.
Data Rabu pekan ini menunjukkan tingkat inflasi Inggris mencapai yang tertinggi dalam hampir satu dekade pada bulan lalu.
Indeks dolar, ukuran nilai greenback terhadap enam mata uang utama, telah diperdagangkan antara 92,3 dan 92,9 selama seminggu terakhir karena beberapa pejabat Fed menyatakan bank sentral AS dapat mengurangi pembelian surat utang pada akhir tahun, bahkan setelah laporan penggajian yang lebih lemah dari perkiraan awal bulan ini.
Sementara inflasi yang tinggi terus menekan pembuat kebijakan. Data semalam menunjukkan indeks harga konsumen AS, tidak termasuk komponen makanan dan energi yang mudah berubah, naik tipis hanya 0,1 persen bulan lalu.
Pertemuan kebijakan dua hari Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) minggu depan akan memberikan kejelasan tentang prospek tapering dan suku bunga.
Tapering biasanya akan mengangkat dolar karena menunjukkan The Fed selangkah lebih dekat ke kebijakan moneter yang lebih ketat. Ini juga berarti bank sentral akan membeli lebih sedikit aset utang, yang pada dasarnya mengurangi jumlah dolar yang beredar dan meningkatkan nilai mata uang.
Adapun euro naik 0,1 persen terhadap dolar pada 1,1813 dolar. Dolar jatuh ke level terendah empat minggu di 109,14 yen, dan terakhir berpindah di 109,38 yen, melemah 0,3 persen.
Sementara dolar Australia merosot ke 0,7301 dolar AS, terendah dalam lebih dari dua minggu setelah rilis data Tiongkok, tetapi terakhir naik 0,1 persen menjadi 0,7331.
Sumber : medcom.id
Gambar : Grid.ID