Harga Minyak Terseret Kekhawatiran Permintaan di AS dan Asia
Harga minyak dunia tergelincir pada perdagangan Selasa (7/9) waktu AS, tertekan oleh kekhawatiran lemahnya permintaan minyak di AS dan Asia.
Faktor lain yang menekan harga minyak tertekan ialah penguatan dolar AS, meskipun penutupan produksi di pesisir Teluk AS masih berlangsung untuk membatasi kerugian lebih dalam.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober jatuh 94 sen atau 1,4 persen menjadi US$68,35 per barel. Harga minyak mentah WTI bahkan sempat menyentuh level terendahnya pada sesi hari itu, yakni US$67,64 per barel.
Sementara, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November turun tipis 53 sen atau 0,7 persen menjadi US$71,69 per barel, setelah jatuh 39 sen pada hari sebelumnya.
Mengutip Antara, Rabu (8/9), Wakil Presiden Pasar Minyak Mentah Mobius Risk Group di Houston John Saucer menerangkan dolar AS yang menguat membuat minyak lebih mahal diperdagangkan dalam mata uang lainnya.
Di sisi lain, Arab Saudi memangkas harga jual resmi atau diskon pada Oktober bagi pembelian minyak mentah. “Investor membaca perubahan harga minyak Arab Saudi sebagai tanda memudarnya permintaan Asia,” ujarnya, mengutip Antara, Rabu (8/9).
Diketahui, Arab Saudi memangkas harga semua jenis minyak mentahnya yang dijual ke AS setidaknya US$1 per barel. Harga diskon berlaku saat negara importir minyak dalam penguncian wilayah akibat penyebaran varian delta covid-19 yang membuat prospek ekonomi melemah.
Kemudian, data ketenagakerjaan AS pada Agustus 2021 juga menunjukkan bahwa penciptaan lapangan kerja paling sedikit dalam tujuh bulan terakhir ini di tengah pemulihan ekonomi akibat pandemi.
Beruntung, perekonomian China yang mulai menggeliat memberi secercah harapan bagi laju harga minyak. Impor minyak mentah China naik 8 persen pada Agustus dibanding bulan sebelumnya. Ekspor China juga melesat lebih dari ekspektasi.
Sementara itu, di Teluk Meksiko, sekitar 79 persen kilang produksi minyak masih ditutup yang membatasi hingga 1,44 juta barel per hari. Produksi terhenti setelah Badai Ida meniup wilayah pesisir teluk utara AS.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia