Rupiah Berotot ke Rp14.408 Ditopang Rumor Tapering The Fed
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.408 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Senin (30/8). Mata uang Garuda menguat 10 poin atau 0,07 persen dibanding Rp14.418 per dolar AS pada Jumat (27/8).
Rupiah menguat bersama won Korea Selatan 0,39 persen, ringgit Malaysia 0,37 persen, peso Filipina 0,19 persen, yen Jepang 0,08 persen, dan yuan China 0,06 persen.
Namun, beberapa mata uang Asia lain melemah dari dolar AS, yaitu dolar Hong Kong minus 0,03 persen, dolar Singapura minus 0,04 persen, dan baht Thailand minus 0,08 persen.
Mayoritas mata uang utama negara maju menguat dari dolar AS. Rubel Rusia 0,09 persen, franc Swiss 0,09 persen, euro Eropa 0,08 persen, dan poundsterling Inggris 0,04 persen.
Tapi, dolar Kanada melemah 0,03 persen dan dolar Australia minus 0,04 persen.
Kendati menguat pada pembukaan perdagangan pagi ini, namun Analis Pasar Uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan berbalik melemah dari dolar AS sepanjang hari ini.
Pelemahan terjadi karena pasar merespons sinyal tapering off atau pengurangan likuiditas dari bank sentral AS, The Federal Reserve.
“Sinyal dari Gubernur The Fed Jerome Powell ini berpeluang mendorong penguatan dolar AS,” ujar Ariston kepada CNNIndonesia.com.
Namun, menurutnya, pelemahan rupiah mungkin tidak terlalu dalam karena ada sentimen dari dalam negeri, yaitu jumlah kasus covid-19 baru yang turun dalam beberapa hari terakhir.
“Potensi pelemahan rupiah ke kisaran Rp14.450 per dolar AS dengan potensi support di kisaran Rp14.400 per dolar AS,” pungkasnya.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : FIN.CO.ID