Harga Emas Kayaknya Galau Nih, Terus Aku Kudu Piye…?

Harga emas bergerak tipis-tipis pada perdagangan pagi ini. Bagaimana prospeknya ke depan?

Pada Selasa (27/7/2021) pukul 07:13 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1.796,37/troy ons. Turun tipis 0,05% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Sejak akhir pekan lalu, harga emas cenderung bergerak turun. Harga sang logam mulia kini sudah di bawah US$ 1.800/troy ons.

Kegalauan investor terlihat di pasar. Satu momen yang tengah dinanti pelaku pasar adalah rapat bulanan bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve/The Fed, yang hasilnya diumumkan pada Kamis dini hari waktu Indonesia.

Pelaku pasar memperkirakan Ketua Jerome ‘Jay’ Powell dan kolega akan mempertahankan suku bunga acuan di 0-0,25%. Mengutip CME FedWatch, kemungkinannya mencapai 100%, tidak ada peluang ke arah lain.

Namun yang ditunggu oleh investor adalah nada (tone) dari The Fed, terutama soal arah kebijakan moneter ke depan. Jika tanda-tanda pengetatan kebijakan (tapering off) semakin terlihat, maka dolar AS akan diuntungkan tetapi harga emas melemah. Namun sebaliknya, jika Powell masih kalem dan menegaskan bahwa tapering off masih butuh waktu, maka dolar AS akan lesu dan harga emas bisa naik.

Harga emas dan dolar AS punya hubungan yang berbanding terbalik. Saat dolar AS menguat, maka harga emas akan melemah.

Ini karena emas adalah komoditas yang dibanderol dengan dolar AS. Saat dolar AS terapresiasi, maka emas jadi mahal buat investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas akan turun, harga pun mengikuti.

“Sikap yang dovish dari Powell dan koleganya akan menjadi sentimen positif bagi harga emas,” ujar Carlo Alberto De Casa, Analis di Kinesis, seperti dikutip dari Reuters.

Oleh karena itu, tidak heran harga emas sepertinya akan bergerak galau menunggu kepastian dari The Fed. Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, memperkirakan harga emas bisa menjalani tren bullish jika titik resistance US$ 1.815/troy ons tertembus. Namun jika harga ternyata turun dan menembus US$ 1.795/troy ons, maka harga bakal bergerak sebaliknya.

“Kalau melihat grafik harian, maka tidak ada sinyal yang terang apakah tren koreksi sudah berakhir. Namun di sisi lain, juga tidak ada sinyal yang kuat bahwa koreksi akan berlanjut,” sebut Wang dalam riset hariannya.

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Berita Harian

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *