Rupiah ‘Demam’ PPKM Darurat ke Rp14.503 per Dolar AS
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.503 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Jumat (2/7). Mata uang Garuda melemah 3 poin atau 0,02 persen dibanding Rp14.500 per dolar AS pada Kamis (1/7).
Di kawasan Asia, rupiah melemah bersama peso Filipina minus 011 persen, ringgit Malaysia minus 0,17 persen, yuan China minus 0,08 persen, dolar Singapura minus 0,09 persen, baht Thailand minus 0,26 persen, dan yen Jepang minus 0,05 persen. Sementara, dolar Hong Kong bergerak stagnan.
Begitu juga dengan mata uang utama negara maju yang melemah terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris minus 0,02 persen, dolar Australia minus 0,07 persen, dolar Kanada minus 0,01 persen, dan franc Swiss minus 0,06 persen.
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra memproyeksi rupiah masih bergerak di zona merah hari ini. PPKM darurat yang akan diterapkan pada 3 Juli-20 Juli 2021 memberikan sentimen negatif terhadap mata uang dalam negeri.
“Perlambatan ekonomi lebih berpeluang terjadi karena pembatasan ekonomi yang lebih ketat ini,” ungkap Ariston kepada CNNIndonesia.com.
Selain itu, deflasi yang terjadi pada Juni 2021 juga menambah sentimen negatif untuk rupiah. Deflasi mengindikasikan perlambatan ekonomi karena konsumsi masyarakat menurun.
Dari eksternal, pasar masih menunggu data tenaga kerja AS versi pemerintah yang akan dirilis malam nanti. Data tersebut akan menjadi acuan bagi The Fed untuk menentukan kebijakan moneternya.
“Data tenaga kerja yang membaik bisa menaikkan ekspektasi pasar terhadap kemungkinan perubahan kebijakan moneter AS ke arah yang lebih ketat,” jelas Ariston.
Hari ini, Ariston memprediksi rupiah bergerak di level support US$14.470 per dolar AS dan resistance Rp14.550 per dolar AS.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Antaranews.com