Gelombang Panas Hanguskan Satu Kota Kanada, 1.000 Dievakuasi
Setidaknya 1.000 orang dievakuasi setelah satu kota di Kanada hangus akibat kebakaran yang dipicu gelombang panas ekstrem dalam sepekan belakangan.
Seorang anggota parlemen Kanada, Brad Vis, mengatakan bahwa gelombang panas tersebut menyebabkan kebakaran di berbagai titik di Kota Lytton, British Columbia.
“[Lytton] mengalami kerusakan struktural dan 90 persen kota itu terbakar, termasuk pusat kota,” ujar Vis, sebagaimana dilansir AFP, Kamis (1/7).
Sekitar 250 warga Lytton lantas dievakuasi pada Rabu (30/6), sehari setelah kota itu mencatat rekor suhu terpanas di angka 49,6 derajat Celsius.
Pada malam harinya, warga yang tinggal di sekitar bagian utara Lytton juga dievakuasi dengan bantuan militer.
“Sehari belakangan merupakan waktu paling menyengsarakan bagi penduduk Lytton. [Pasukan bersenjata] siap membantu warga melangkah ke tahap selanjutnya,” ujar Menteri Pertahanan Kanada, Harjit Sajjan.
Secara keseluruhan, Provinsi British Columbia sudah melaporkan 62 titik kebakaran dalam 24 jam belakangan.
“Saya menekankan bahwa risiko kebakaran sangat ekstrem saat ini di hampir setiap bagian British Columbia,” tutur Pemimpin British Columbia, John Horgan.
Selain British Columbia, peringatan gelombang panas juga sudah dirilis untuk warga Alberta, Saskatchewan, Manitoba, dan sebagian Kawasan Barat Daya.
Provinsi British Columbia memang terkena dampak gelombang panas paling parah. Pada Selasa lalu, setidaknya 230 orang meninggal dunia, diduga karena dampak kenaikan suhu akibat gelombang panas.
Tak hanya Kanada, sebagian wilayah Amerika Serikat, seperti Washington dan Oregon, juga diterpa gelombang panas sejak pekan lalu.
Reuters melaporkan bahwa kawasan Washington, Oregon, sebagian Idaho, Wyoming, dan California berada di bawah peringatan panas yang berlebihan karena suhu melonjak 6-7 derajat Celcius di atas rata-rata.
“Peristiwa ini kemungkinan akan menjadi salah satu gelombang panas paling ekstrem dan berkepanjangan dalam catatan sejarah Inland Northwest,” demikian pernyataan Layanan Cuaca Nasional AS (NWS).
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia