PPKM Mikro Darurat Tekan Rupiah ke Rp14.510 per Dolar AS
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.510 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Kamis (1/7). Mata uang Garuda melemah 10 poin atau 0,07 persen dibanding Rp14.500 per dolar AS pada Rabu (30/6).
Di kawasan Asia, rupiah melemah bersama peso Filipina minus 0,4 persen, ringgit Malaysia minus 0,17 persen, yuan China minus 0,13 persen, dolar Singapura minus 0,05 persen, dan dolar Hong Kong minus 0,01 persen.
Sementara mata uang Asia lain berada di zona hijau, seperti baht Thailand menguat 0,15 persen dan yen Jepang menguat 0,05 persen.
Kemudian, mata uang utama negara maju terpantau melemah. Poundsterling Inggris minus 0,13 persen, dolar Australia minus 0,15 persen, dolar Kanada minus 0,07 persen, dan franc Swiss minus 0,09 persen.
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah kembali bergerak melemah hari ini. Sebab, realisasi data tenaga kerja AS versi perusahaan swasta Automatic Data Processing (ADP) melebihi ekspektasi pasar.
Dengan data tersebut, pasar berekspektasi data tenaga AS versi pemerintah yang akan dirilis Jumat (2/7) besok menunjukkan hasil yang lebih baik dari ekspektasi. Data tenaga kerja AS ini akan menjadi pertimbangan The Fed dalam membuat kebijakan moneternya.
“Kebijakan moneter yang lebih ketat dari bank sentral AS akan mendorong penguatan dolar AS,” ungkap Ariston kepada CNNIndonesia.com.
Dari internal, rupiah mendapatkan sentimen negatif dari kebijakan PPKM mikro darurat. Ariston berpendapat kebijakan itu akan berimbas pada pemulihan ekonomi nasional.
“Kebijakan PPKM mikro yang akan diimplementasikan pada Juli 2021 bisa turut memicu pelemahan nilai tukar rupiah,” kata Ariston.
Hari ini, rupiah diprediksi bergerak melemah ke kisaran Rp14.550 per dolar AS hingga Rp14.580 per dolar AS.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Viva