Pembatasan Sosial Tokyo Bakal Diperpanjang hingga Olimpiade
Pemerintah Jepang berencana memperpanjang pemberlakuan pembatasan sosial dan kegiatan usaha di wilayah Tokyo dan sekitarnya untuk mencegah penyebaran Covid-19, selama dua pekan hingga satu bulan menjelang Olimpiade.
Menurut laporan surat kabar Mainichi Shimbun yang dikutip Reuters, Rabu (30/6), saat ini pemerintah Jepang tengah menggodok aturan itu. Jika pembatasan sosial dilakukan hingga satu bulan, maka bakal terjadi berbarengan dengan Olimpiade Tokyo 2021 yang rencananya akan dibuka pada 23 Juli mendatang.
Saat ini Tokyo dan sejumlah wilayah di sekitarnya dalam status darurat. Pemberlakuan status itu bakal berakhir pada 12 Juli mendatang.
Meski begitu, karena dalam beberapa hari terakhir terjadi lonjakan kasus infeksi virus corona, hal itu membuat panitia penyelenggara Olimpiade berpikir ulang. Penerapan pembatasan sosial bersamaan dengan Olimpiade juga bakal mempengaruhi jumlah penonton yang dibolehkan hadir menyaksikan pertandingan di arena.
Beberapa waktu lalu, panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo mengizinkan jumlah penonton di arena mencapai 10 ribu orang.
Pemerintah pusat Jepang dan pemerintah daerah Ibu Kota Tokyo hari ini dijadwalkan menggelar rapat untuk menentukan keputusan mengenai pembatasan sosial dan kegiatan usaha itu. Selain lonjakan kasus, mereka juga mesti mengantisipasi ancaman penyebaran virus corona varian baru yang lebih cepat menular.
Kemarin pemerintah daerah ibu kota Tokyo mengubah jadwal parade api Olimpiade yang seharusnya melewati jalan protokol ke jalan yang arus lalu-lintasnya tidak terlampau padat.
Sampai saat ini panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo meyakini mereka bisa aman menggelar perhelatan pesta olahraga sejagat itu dengan aman dan sesuai protokol kesehatan. Namun, kritik juga terus berdatangan sebab di sejumlah negara lain masih terjadi lonjakan kasus infeksi Covid-19 yang disebabkan oleh varian baru.
Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga, menyatakan mereka harus memperketat pengawasan di seluruh bandara supaya tidak kecolongan kasus virus corona (Covid-19) menjelang pelaksanaan Olimpiade Tokyo 2021.
Hal itu disampaikan Suga setelah seorang anggota kontingen Olimpiade dari Uganda, yakni seorang pelatih, positif corona saat tiba di Bandara Narita. Saat ini yang bersangkutan menjalani karantina.
Meski begitu, pemerintah Jepang membolehkan sembilan anggota kontingen Uganda untuk melanjutkan perjalanan ke lokasi pertandingan di Osaka sejauh 500 kilometer. Padahal, mereka termasuk dalam orang yang kontak erat dengan pasien itu.
Kaisar Jepang Naruhito disebut khawatir dengan penyelenggaraan Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo yang berpotensi memicu lonjakan kasus Covid-19.
“Yang Mulia sangat mengkhawatirkan situasi infeksi penyakit Covid-19 saat ini. Saya kira [kaisar] prihatin ada suara kegelisahan dari masyarakat mengenai penyelenggaraan Olimpiade dan Paralimpiade bisa memunculkan lonjakan infeksi,” ucap Badan Rumah Tangga Kekaisaran Jepang, Yasuhiko Nishimura.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia