3 Pekan Jelang Olimpiade, Kasus Covid-19 Meningkat di Tokyo
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mengatakan bahwa pemerintah harus menerapkan kesiagaan tinggi seiring meningkatnya jumlah kasus harian Covid-19 di Tokyo. Peningkatan terjadi lebih kurang tiga pekan menjelang olimpiade.
Meski ada tren penurunan secara keseluruhan di level nasional, terjadi tren lonjakan di wilayah ibu kota,” kata PM Suga kepada awak media pada Senin, 28 Juni 2021.
“Kita harus segera waspada dalam menghadapi virus ini,” sambungnya, dilansir dari laman Straits Times.
Jumlah infeksi harian Covid-19 di Tokyo meningkat dalam sepekan terakhir sejak PM Suga mencabut status darurat. Dalam sepekan terakhir, total kasus Covid-19 di Tokyo mencapai 477, naik dari 388 pada pekan sebelumnya.
Pernyataan terbaru PM Suga disampaikan saat Gubernur Tokyo Yuriko Koike berencana memperpanjang masa istirahatnya atas imbauan dokter. Sebelum perpanjangan, Koike sudah tidak lagi terlihat di hadapan publik selama sepekan penuh.
Seharusnya Koike sudah mulai kembali bekerja pada Senin ini. Sebelumnya pada Selasa pekan kemarin, ia dirawat di rumah sakit karena mengalami gejala kelelahan.
Koike, 68, selama ini memimpin Tokyo dalam merespons krisis Covid-19. Terkadang, Koike menerapkan langkah-langkah pembatasan Covid-19 yang lebih ketat daripada kebijakan PM Suga.
Dalam sebuah survei di surat kabar Asahi pada Senin ini, Koike masih menjadi tokoh populer di ibu kota, dengan dukungan warga mencapai angka 57 persen. Sebelumnya ia mengaku telah menerima suntikan dosis pertama vaksin Covid-19 pada 7 Juni lalu.
Sementara itu, kontroversi masih berlanjut seputar Olimpiade Tokyo 2021, yang dijadwalkan berlangsung pada 23 Juli mendatang. Sekitar 58 responden di surat kabar Mainichi edisi Senin ini mengungkapkan penolakan mereka terhadap penyelenggaraan olimpiade.
Kekaisaran Jepang bahkan ikut bersuara. Pekan kemarin, Kaisar Naruhito diduga sempat menyampaikan kekhawatirannya bahwa olimpiade dapat memicu lonjakan kasus Covid-19.
PM Suga membantah klaim tersebut, dan mengatakan bahwa komentar tersebut merupakan opini seorang perwakilan kekaisaran, bukan dari Kaisar Naruhito.
Sumber : medcom.id
Gambar : Medcom.id