Rencana Bisnis Emiten Tambang Grup Rajawali yang Akan Melantai di Bursa Hari Ini
Saham emiten tambang grup Rajawali, PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) akan diperdagangkan di lantai bursa, Senin, 28 Juni 2021. Rencana bisnisnya ingin mendorong eksplorasi tambang baru.
“Archi sendiri memiliki rencana untuk melakukan ekspansi bisnis antara lain dengan mendorong kegiatan eksplorasi tambang demi menemukan cadangan baru,” ungkap manajemen dalam keterbukaan informasi, Minggu, 27 Juni 2021.
Saat ini Archi baru melakukan eksplorasi dan penambangan kurang dari sekitar 10 persen dari wilayah konsesi yang memiliki total luas keseluruhan sekitar 40 ribu hektare.
Archi juga berencana menggandakan kapasitas Pabrik Pengolahan dalam lima tahun ke depan. Untuk keperluan ekspansi bisnis tersebut dan belanja modal lainnya, Archi telah siap dengan kas internal perusahaan untuk belanja modal sebesar kurang lebih Rp 1,2 triliun pada 2021.
Dengan adanya dana segar tambahan yang akan diperoleh dari IPO ini, sebagian besar, yakni sebesar Rp 850 miliar, akan digunakan untuk pembayaran lebih awal atas pokok pinjaman yang masih akan jatuh tempo pada 2025, serta sisanya untuk peningkatan kegiatan operasional dan modal kerja umum.
Archi Indonesia secara resmi menyelesaikan masa penawaran umum perdana saham dengan kode emiten ARCI, pada Kamis, 24 Juni 2021 lalu, dan berhasil mencatatkan hasil yang memuaskan.
Jumlah pemesanan yang masuk baik selama masa Bookbuilding maupun Offering Period, jauh melebihi jumlah saham yang ditawarkan ke pasar (oversubscribed).
Saham ARCI rencananya secara resmi tercatat di papan perdagangan utama Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 28 Juni 2021. Dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini, Perseroan menggunakan Sistem Penawaran Umum Elektronik (e-IPO) sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (“POJK”) No.41/POJK.04/2020, di mana setiap perusahaan yang mendaftarkan rencana IPO pada tahun 2021 wajib menggunakan sistem e-IPO yang dikembangkan oleh penyedia sistem yang telah ditunjuk oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Berdasarkan Surat Edaran OJK No.15/SEOJK.04/2020, apabila jumlah pesanan ritel yang diperoleh dalam penawaran umum melebihi alokasi pesanan pooling (Penjatahan Terpusat) maka terdapat mekanisme penyesuaian alokasi Penjatahan Terpusat (clawback), sehingga kesempatan investor ritel untuk memperoleh alokasi/penjatahan menjadi lebih besar.
Oleh karena pemesanan saham ARCI pada sistem pooling mengalami oversubscribed pada tingkat lebih tinggi daripada batas alokasi yang ditentukan, maka sistem e-IPO secara otomatis melakukan penyesuaian dengan menambah porsi ritel serta mengurangi porsi Penjatahan Pasti untuk investor institusi.
Archi Indonesia adalah salah satu perusahaan tambang pure-play emas (pure-play gold producer) terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara, dengan memiliki lebih dari 10 tahun pengalaman dan rekam jejak operasional yang berkelanjutan di Tambang Emas Toka Tindung yang berlokasi di Sulawesi Utara.
Sejak didirikan pada 2010, Archi melalui entitas anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya, PT Meares Soputan Mining (PT MSM) dan PT Tambang Tondano Nusajaya (PT TTN), telah mampu memproduksi lebih dari 200 kilo ons (setara dengan 6,2 ton) emas per tahun selama lima tahun terakhir dan memiliki Cadangan Bijih emas sebanyak 3.9 juta ons per akhir Desember 2020.
Di dalam menjalankan operasional usahanya, Archi selalu menjunjung tinggi komitmen atas nilai-nilai praktik terbaik ESG, serta memberikan dukungan dalam mengembangkan dan meningkatkan aspek sosial-ekonomi masyarakat lingkar tambang.
Di balik kisah sukses Archi adalah tim manajemen yang solid dan tim ahli teknis dengan pengalaman luas dalam tambang, eksplorasi dan produksi industri emas dan mineral. Archi didukung oleh Grup Rajawali (“Rajawali”) sebagai pemegang saham pengendali, sebuah perusahaan holding investasi di Indonesia yang memiliki portofolio berbagai bisnis di industri yang berbeda, serta memiliki bukti rekam jejak dalam membangun operasi berkelas dunia dan menciptakan nilai kepada para pemegang saham.
Sumber : Tempo
Gambar : Bisnis Tempo.co