IHSG Dibuka Hijau di Tengah Lonjakan Covid-19
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan Jumat (25/6) pagi, meskipun Indonesia baru saja mencetak rekor tambahan kasus covid-19 pada Kamis (24/6). Indeks berada di level 6.027 naik 0,25 persen atau 15,16 poin.
Selang lima menit kemudian, indeks saham tetap melanjutkan penguatan ke level 6.031 naik 0,33 persen atau 19,92 poin. Data RTI Infokom menunjukkan investor melakukan transaksi sebesar Rp622,76 miliar dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 1,21 miliar saham. Pada pembukaan kali ini, 224 saham menguat, 119 koreksi, dan 160 lainnya stagnan.
Selang satu jam sejak pembukaan perdagangan, IHSG tetap dalam tren penguatan ke posisi 6.050, naik 0,62 persen atau 36,24 poin.
Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang menuturkan penguatan IHSG di tengah rekor kasus covid-19 tersebut disebabkan sentimen penguatan pasar saham global dan regional. Selain itu, kenaikan IHSG dipicu oleh penguatan harga sejumlah harga komoditas di pasar global.
Tercatat, indeks Dow Jones naik 0,95 persen, S&P 500 menguat 0,58 persen, dan Nasdaq Composite bertambah 0,69 persen.
Sedangkan, harga batu bara naik 1,70 persen, nikel 2,07 persen, dan timah 1,05 persen pada perdagangan sebelumnya.
“Kenapa naik, salah satu faktornya Dow Jones menguat beberapa harga menguat, seperti nikel dan batu bara karena ada permintaan dari China, untuk nikel menguat karena pembatasan,” jelasnya kepada CNNIndonesia.com.
Namun, menurutnya kenaikan indeks saham tersebut cenderung terbatas karena sentimen covid-19 di Indonesia. Ia menuturkan pasar khawatir kondisi ini akan memperlambat pemulihan ekonomi. Di sisi lain, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga telah memberikan sinyal revisi turun target pertumbuhan ekonomi kuartal II 2021 karena perkembangan covid-19.
“Kalau saya bacanya bukan soal PDB tapi pertumbuhan kinerja emiten melambat. Artinya apa kalau emiten melambat, akan mempengaruhi revenue ujungnya pengaruhi laba bersih, makanya investor mengurangi kecepatan mereka untuk beli saham, sehingga market ini naik tapi tanggung naiknya pun agak ragu terbatas,” katanya.
Edwin memperkirakan hari ini IHSG akan melaju di rentang support support 5.980 dan resistance 6.050.
Terpisah, Analis PT Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menuturkan penguatan IHSG pagi ini ditopang oleh keyakinan pasar terhadap kekuatan ekonomi menopang gejolak penyebaran covid-19 ini dalam jangka pendek. Selain itu, pasar meyakini pemerintah tidak akan melakukan pembatasan ketat seperti 2020 lalu.
“Artinya ada sentimen positif bahwa pada kenyataannya meskipun covid-19 naik pertanyaannya sederhana, apakah ekonomi kita cukup kuat untuk menopang gejolak ini. Secara jangka pendek kami yakin kita sudah cukup banyak belajar kalau mau dibandingkan dengan yang dulu. Kali ini kami banyak belajar bahwa tidak akan ada lagi kemungkinan lockdown seperti 2020,” ujarnya.
Namun, dalam jangka panjang ini mendorong pemerintah untuk memperkuat pengendalian covid-19. Salah satunya, mempertegas pelaksanaan protokol kesehatan di masyarakat sehingga pandemi bisa dikendalikan dan perekonomian kembali bangkit.
“Kuncinya di pemerintah, pengendalian ini menjadi kunci kebangkitan bagi ekonomi kunci bagi kesehatan, penegakan dalam penerapan protokol kesehatan menjadi awal,” ucapnya.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Antaranews.com