Lonjakan Kasus Corona Tekan Rupiah ke Rp14.210
Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.210 per dolar AS pada Selasa (16/6) pagi. Posisi tersebut melemah 0,05 persen dibandingkan posisi Senin (14/6) sore di level Rp14.202 per dolar AS.
Pagi ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau melemah terhadap dolar AS. Kondisi ini ditunjukkan oleh yen Jepang turun 0,01 persen, dolar Singapura melemah 0,02 persen, dolar Taiwan turun 0,16 persen, dan won Korea Selatan berkurang 0,07 persen.
Selanjutnya, peso Filipina koreksi 0,05 persen, rupee India turun 0,27 persen, dan yuan China melemah 0,08 persen. Sedangkan, ringgit Malaysia dan bath Thailand berhasil menguat masing -masing 0,02 persen dan 0,01 persen.
Serupa, mayoritas mata uang di negara maju tampak loyo di hadapan dolar AS. Tercatat, poundsterling Inggris turun 0,06 persen, dolar Australia melemah 0,10 persen, dan dolar Kanada berkurang 0,02 persen. Namun, franc Swiss berhasil menguat 0,03 persen terhadap dolar AS.
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra menuturkan pergerakan rupiah masih dibayangi kekhawatiran pasar terhadap wacana perubahan kebijakan moneter bank sentral AS, The Fed. Rencananya, The Fed akan menggelar rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 15-16 Juni 2021 ini.
Dari dalam negeri, lonjakan kasus covid-19 di sejumlah daerah juga memicu kekhawatiran pasar sehingga menekan rupiah. Pasar khawatir lonjakan kasus mendorong pemerintah kembali memberlakukan pengetatan mobilitas.
Hal tersebut berpotensi menekan rupiah terhadap dolar AS hari ini,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Selasa (15/6).
Sementara itu, pasar menanti pengumuman neraca perdagangan periode Mei 2021. Bila surplusnya melebihi bulan sebelumnya, maka bisa menahan pelemahan rupiah dan rupiah mungkin bisa menguat.
“Potensi pelemahan rupiah ke kisaran Rp14.230 dengan potensi penguatan ke area Rp14.180 per dolar AS,” katanya.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Suara.com