Biden Wanti-wanti Putin sebelum Pertemuan Perdana

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menegaskan dia tak akan segan membahas berbagai isu sensitif saat bertemu untuk pertama kalinya dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, di Jenewa, Swiss, pekan depan.

Biden menyampaikan pernyataan ini saat mengunjungi pasukan AS di Suffolk, Inggris, sebelum menghadiri pertemuan tinggi G7 dan kemudian KTT NATO di Brussels.

“Saya menuju pertemuan G7, kemudian ke menteri NATO, dan kemudian bertemu dengan Tuan Putin untuk memberi tahu dia apa yang saya ingin dia ketahui,” kata Biden pada Rabu (9/6).

Meski demikian, Biden menegaskan bahwa ia tak ingin memicu ketegangan dengan Rusia.

“Kami menginginkan hubungan stabil yang dapat diprediksi. Namun sudah jelas, Amerika Serikat akan merespons dengan cara yang kuat jika Rusia terlibat dalam kegiatan berbahaya,” katanya.

Biden mengatakan bahwa dia “akan menyampaikan bahwa ada konsekuensi jika melanggar kedaulatan demokrasi di AS, Eropa, dan tempat lain.”

Ini merupakan perjalanan kepresidenan pertama Biden ke luar negeri sejak menjabat di Gedung Putih. Ia menegaskan keberadaan dirinya di Eropa adalah untuk membela konsep demokrasi.

Selain itu, Biden mengatakan bahwa salah satu tujuannya datang ke Eropa adalah untuk memulihkan aliansi AS-Eropa yang dinilainya merupakan landasan keamanan global.

“Jaringan aliansi dan kemitraan kami yang tak tertandingi yang merupakan kunci keuntungan Amerika di dunia selama ini,” kata Biden seperti dikutip CNN.

“Aliansi AS-Eropa telah membuat dunia lebih aman bagi kita semua dan ini adalah bagaimana kita akan menghadapi tantangan hari ini, yang berubah dengan cepat. Kita akan menghadapinya dari posisi yang kuat.”

Pertemuan Biden dan Putin berlangsung ketika hubungan AS dan Rusia memanas terkait berbagai persoalan, seperti tuduhan serangan siber dan intervensi pemilihan umum, pelanggaran hak asasi manusia, hingga perseteruan dengan Ukraina.

Hubungan AS-Rusia terus merosot ke level terendah pasca-Perang Dingin, setelah Biden menyatakan Putin sebagai seorang pembunuh dalam sebuah wawancara di media AS.

Pernyataan itu terkait dengan kasus upaya pembunuhan tokoh oposisi Rusia, Alexei Navalny, dengan cara diracun. Rusia geram dengan pernyataan Biden itu hingga menarik pulang duta besar mereka di Washington.

 

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *