Rupiah Menguat ke Rp14.258 Dipicu Penurunan Yield Obligasi AS
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.258 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Selasa (8/6) pagi. Mata uang Garuda menguat 0,05 persen dibanding posisi sebelumnya di level Rp14.265 per dolar AS.
Pagi ini, mata uang di kawasan Asia terpantau bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Kondisi ini ditunjukkan oleh yen Jepang turun 0,14 persen,peso Filipina melemah 0,04 persen, danbath Thailand melemah 0,05 persen.
Sedangkan,dolar Singapura berhasil menguat 0,02 persen, bersama rupee India naik 0,26 persen, yuan China bertambah 0,05 persen, ringgit Malaysia naik 0,2 persen, dolar Taiwan naik 0,01 persen, dan won Korea Selatan bertambah 0,01 persen.
Sementara itu, mayoritas mata uang di negara maju tampak lesu di hadapan dolar AS. Tercatat, poundsterling Inggris melemah 0,10 persen, dolar Australia turun 0,03 persen, dolar Kanada berkurang 0,02 persen, dan franc Swiss terpantau stagnan.
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan penguatan rupiah dipengaruhi oleh pelemahan imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10 tahun. Saat ini yield obligasi AS berada di kisaran 1,57 persen
“Penurunan yield ini karena pasar berekspektasi bahwa bank sentral AS belum akan melakukan tapering setelah data tenaga kerja AS, non farm payrolls Mei menunjukkan hasil yang di bawah ekspektasi,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com.
Data tenaga kerja AS dari sektor non pertanian (non farm payrolls) periode Mei 2021 naik 559 ribu masih berada di bawah ekspektasi pasar, yaitu meningkat 650 ribu.Meskipun, angkanya lebih tinggi dari April 2021 yakni 278 ribu.
Ia menyebut pasar menantikan data indeks harga konsumen AS Mei yang merupakan indikator inflasi. Apabila angkanya di atas ekspektasi pasar, maka bisa mendorong kembali penguatan dolar AS.
“Data inflasi yang konsisten menunjukkan kenaikan di atas 2 persen bisa memicu The Fed mengubah kebijakannya menjadi lebih ketat,” jelasnya.
Dari dalam negeri, lanjut dia, pasar menunggu rilis cadangan devisa. Pasar berekspektasi bahwa cadangan devisa RI menguat karena neraca perdagangan surplus.
“Hasil yang menunjukan kenaikan bisa mendukung penguatan rupiah terhadap dolar AS,” imbuh dia.
Ia memperkirakan rupiah melaju di rentang Rp14.230 hingga Rp14.200 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Bisnis.com