Rupiah Naik Tipis ke Rp14.265 Jelang Rilis Inflasi Mei 2021
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.265 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Rabu (2/6) pagi. Posisi tersebut menguat 0,1 persen dibandingkan perdagangan sebelumnya di level Rp14.280 per dolar AS.
Pagi ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau bergerak bervariasi. Dolar Singapura menguat 0,05 persen, dolar Taiwan menguat 0,08 persen, dan won Korea Selatan melemah 0,17 persen.
Kemudian, peso Filipina melemah 0,112 persen, rupee India melemah 0,39 persen, yuan China menguat 0,05 persen, yen Jepang melemah 0,09 persen, ringgit Malaysia menguat 0,02 persen, dan bath Thailand melemah 0,02 persen.sebesar US$46,92 juta dan penerbangan berjadwal US$917,28 juta.
Begitu juga dengan mata uang di negara maju yang bergerak bervariasi. Poundsterling Inggris menguat 0,04 persen, franc Swiss melemah 0,01 persen, dolar Kanada menguat 0,07 persen, dan dolar Australia menguat 0,09 persen.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan rupiah akan tertekan karena tingkat imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10 tahun naik ke atas 1,6 persen. Pagi ini, yield berada di 1,61 persen.
“Kenaikan yield ini bisa memicu penguatan dolar AS. Kenaikan yield juga seiring dengan ekspektasi kenaikan inflasi AS,” ucap Ariston kepada CNNIndonesia.com.
Dari dalam negeri, pergerakan rupiah akan dipengaruhi rilis inflasi periode Mei 2021. Pelaku pasar memprediksi inflasi di kisaran 1,67 persen secara tahunan (year on year/yoy).
“Angka aktual yang sesuai ekspektasi mungkin bisa menahan pelemahan rupiah karena menunjukkan kondisi inflasi Indonesia yang masih cukup stabil,” kata Ariston.
Selain itu, optimisme pasar terhadap pemulihan ekonomi Indonesia juga berpotensi menahan pelemahan rupiah. Ariston memprediksi rupiah bergerak dalam rentang Rp14.230-Rp14.330 per dolar AS.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Sabba.id