Kekhawatiran Inflasi AS Tekan Rupiah ke Rp14.200 per Dolar AS
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.200 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Selasa (11/5) pagi. Posisi tersebut melemah 0,06 persen dibandingkan perdagangan Senin (10/5) sore di level Rp14.179 per dolar AS.
Pagi ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau melemah terhadap dolar AS. Yen Jepang melemah 0,07 persen, dolar Singapura melemah 0,05 persen, dolar Taiwan melemah 0,13 persen, won Korea Selatan melemah 0,48 persen, yuan China melemah 0,10 persen, dan ringgit Malaysia melemah 0,26 persen.
Sebaliknya, peso Filipina menguat 0,02 persen, rupee India menguat 0,22 persen dan bath Thailand terpantau menguat 0,04 persen.
Sementara itu, mata uang di negara maju bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris melemah 0,01 persen dan dolar Australia melemah 0,04 persen. Sedangkan franc Swiss menguat 0,07 persen dan dolar Kanada terpantau stagnan.
Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra mengatakan rupiah berpotensi melemah hari ini mengikuti keresahan pelaku pasar global melihat penurunan dalam indeks saham AS Nasdaq. Terlebih, indeks saham Asia juga bergerak melemah pagi ini.
“Pelaku pasar mengkhawatirkan kenaikan inflasi AS yang bisa mengubah pendirian Bank Sentral terhadap kebijakan moneternya. Data inflasi AS akan dirilis Rabu malam,” ujarnya dalam keterangan tertulis.
Di samping itu, yield obligasi AS tenor 10 tahun juga sempat kembali naik ke atas 1,60 persen karena kekhawatiran inflasi tersebut.
“Kekhawatiran terhadap kenaikan laju penularan covid-19 di dunia yang sudah memicu lockdown baru di beberapa negara termasuk negara tetangga Malaysia dan Singapura juga bisa menekan rupiah,” imbuhnya.
Sentimen rupiah hari ini juga dipengaruhi data penjualan ritel Indonesia bulan Maret. “Bila hasilnya kembali minus, ini bisa menjadi tambahan tekanan untuk rupiah,” pungkasnya.
Ia memprediksi rupiah bergerak di kisaran Rp14.180 hingga Rp14.250 per dolar AS.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : DBS