Harga Minyak Naik Ditopang Keyakinan Akhir Era Covid-19
Harga minyak mentah dunia naik hingga 1,5 persen pada akhir perdagangan Rabu (28/4), waktu AS, setelah persediaan penyulingan minyak di AS menurun. Bersamaan dengan itu, harapan permintaan bahan bakar meningkat, terutama dari konsumen minyak utama di dunia.
Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni terangkat 1,3 persen menjadi US$67,27 per barel.
Sementara, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juni meningkat 1,5 persen jadi US$63,86 per barel.
Negara-negara produsen minyak dan sekutunya, OPEC+, tetap memutuskan rencana pelonggaran bertahap pembatasan produksi minyak mulai Mei hingga Juli. Hal ini mengindikasikan bahwa blok tersebut optimis permintaan bahan bakar di dunia dalam fase pemulihan.
“Pasar juga didukung oleh keyakinan bahwa akhir ‘permainan’ covid-19 sudah di depan mata,” ujar Analis PVM Oil Associates Tamas Varga, seperti dikutip Antara, Kamis (29/4).
Diketahui, Badan Informasi Energi (EIA) melansir persediaan minyak mentah AS naik 90 ribu barel pada pekan lalu. Angka ini jauh lebih kecil dari perkiraan analis.
Sementara, stok distilasi, yang mencakup minyak pemanas dan bahan bakar diesel, turun 3,3 juta barel dalam sepekan terakhir. Sedangkan, tingkat penyulingan naik menjadi 85,4 persen dari kapasitasnya. Kapasitas tertinggi sejak Maret 2020 lalu.
Dalam laporan para ahli OPEC+ awal pekan ini, diperkirakan permintaan minyak global pada tahun ini akan tumbuh hingga 6 juta barel per hari.
Bahkan, bank kakap AS Goldman Sachs memprediksi lonjakan permintaan minyak terbesar dalam sejarah pada level 5,2 juta barel per hari selama enam bulan ke depan. Hal ini didorong vaksinasi yang semakin cepat di Eropa dan peningkatan angka perjalanan.
Goldman mengatakan pelonggaran pembatasan perjalanan internasional pada Mei akan menaikkan permintaan bahan bakar jet sebesar 1,5 juta barel per hari.
Meskipun, di India, konsumen minyak terbesar ketiga di dunia, jumlah kematian covid-19 terus melonjak melebihi 200.000 dan infeksi telah meningkat lebih dari 300.000 kasus sehari selama seminggu.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Investor Daily