Selagi Harga Stay di Bawah US$ 1.850, Emas Masih Mungkin Drop

Harga emas naik belakangan ini. Namun ada satu bank dari Eropa yang meramal harga emas masih bisa anjlok ke depan jika harganya tetap berada di bawah US$ 1.850/troy ons.

Pada perdagangan pagi hari ini, Jumat (23/4/2021), harga emas dunia di pasar spot naik 0,21% ke US$ 1.787/troy ons. Dalam seminggu terakhir harga emas cenderung ‘anteng’ di atas US$ 1.750/troy ons.

Return dari posisi memegang emas dalam seminggu ini mencapai 1%. Minggu sebelumnya imbal hasil yang diberikan emas mencapai hampir 2%. Di pasar keuangan dolar AS dan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS yang sebelumnya ‘ngamuk’ sekarang sudah melandai.

Indeks dolar yang tadinya di atas angka 93 kini turun ke 91. Di saat yang sama yield surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun yang tadinya tembus 1,75% kini turun menjadi 1,55%.

Pelemahan keduanya menurunkan biaya peluang memegang aset tak berimbal hasil seperti emas. Apalagi aset digital saingan emas yaitu cryptocurrency terutama Bitcoin terus menerus crash.

Bitcoin yang tadinya diidolakan dan sempat tembus level all time high di US$ 63.000/BTC kini sudah longsor di bawah US$ 50.000/BTC. Hanya dalam kurun waktu kurang dari 10 hari kapitalisasi pasar Bitcoin turun 22% diikuti dengan penurunan harga fantastis cryptocurrency lain seperti Dogecoin.

Walaupun emas sedang unjuk gigi lagi, tetapi salah satu analis Bank Belanda yaitu ABN Amro mengatakan bahwa selagi emas tetap berada di bawah US$ 1.850/troy ons maka penurunan harga masih sangat mungkin terjadi. Sentimennya bearish.

“Kami memperkirakan pemulihan harga emas akan kehabisan tenaga dan melemah lagi. Hal ini sejalan dengan pandangan kami bahwa kami mengharapkan dolar AS menguat lagi dan imbal hasil riil AS meningkat,” kata Georgette Boele, senior precious metals strategist di ABN Amro kepada Kitco News.

Tidak hanya Boele saja yang menilai harga emas masih mungkin jatuh. Di tengah kembali naik pamornya harga emas, seorang analis justru khawatir dengan pola pergerakan harga yang terbentuk. Ia adalah Mickey Fulp pencetus Mercenary Geologist Newsletter.

Dalam sebuah pemaparan kepada Kitco News, Fulp mengatakan bahwa ada peluang harga emas akan ambles hingga kurun waktu tahunan. Jika melihat tren pergerakan harga saat ini ada kemiripan dengan pola tahun 10 tahun silam ketika harga emas mulai tertekan hebat.

Sebab itulah Fulp cenderung netral terhadap emas. Menurutnya ada satu hal yang bisa menyelamatkan logam mulia ini yaitu inflasi yang tak terkendali. Dengan adanya likuiditas berlimpah dan kebijakan moneter longgar, ada kekhawatiran inflasi yang tinggi akan terjadi.

Jika melihat angka, analis dan pelaku pasar ada yang berspekulasi inflasi tinggi akan terjadi jika ekonomi semakin bergeliat karena ada penambahan hampir US$ 12 triliun ke neraca bank sentral dunia menurut catatan IMF.

Pasokan uang beredar yang tinggi itulah yang membuat banyak pihak inflasi tinggi bakal terjadi dan mampu membuat harga emas melesat tajam.

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Maucash

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *