Bitcoin Ambruk & Rawan Bubble, Pamor Emas Mengilap Lagi!

Pelan-pelan emas mulai naik panggung lagi ketika dolar AS dan aset digital berupa Bitcoin ambruk minggu lalu. Dalam sepekan harga emas nyaris melesat 2%.

Kini emas tembus level US$ 1.775/troy ons setelah lama tak kuat bertahan di level sekarang hampir dua bulan lalu. Kendati terkoreksi pada perdagangan perdana pekan ini, harga emas tetap stay cool di atas US$ 1.770/troy ons.

Minggu lalu indeks dolar turun lebih dari setengah persen berbarengan dengan penurunan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun yang turun ke bawah 1,7%.

Greenback adalah dua aset yang geraknya cenderung berlawanan arah. Dalam sepuluh tahun terakhir emas dan dolar AS memiliki korelasi negatif yang kuat. Emas merupakan aset yang diburu ketika ada kenaikan inflasi.

Inflasi yang tinggi merupakan fenomena ekonomi ketika suatu mata uang mengalami penurunan nilai (devaluasi). Kebijakan moneter ultra longgar yang ditempuh bank sentral seluruh dunia terutama The Fed dinilai bakal menimbulkan konsekuensi berupa kenaikan inflasi bagi sebagian pihak.

Walaupun masih menjadi perdebatan, tanda-tanda naiknya inflasi jelas terlihat jika mengacu pada data ekonomi Maret lalu. Inflasi AS yang dilihat dari Consumer Price Index (CPI) bulan lalu mencapai 2,6% (yoy). Naik lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang hanya 1,7% (yoy).

Inflasi tinggi akan menekan dolar AS dan menguntungkan bagi emas. Inilah yang menjadi alasan mengapa harga emas mengalami penguatan minggu lalu. Untuk minggu ini analis dan investor kompak meramal harga emas bakal lanjut naik. Si logam kuning kembali memiliki pamor sekarang.

Berdasarkan survei mingguan harga emas Kitco, 100% analis Wall Street yang disurvey mengatakan mereka bullish terhadap emas minggu ini. Analis yang disurvey hanya 13 orang saja memang. Namun jarang sekali analis Wall Street bisa sampai sekompak ini.

Sentimen bullish emas juga didukung oleh kalangan investor main street. Dari total 1.103 suara yang dikumpulkan dalam polling, mayoritas responden (65%) berpandangan bullish. Sementara yang netral dan bearish cenderung di bawah 20%.

Beralih ke aset digital yang katanya mirip emas dan bahkan disebut sebagai emas digital yaitu Bitcoin, harga satu koin cryptocurrency yang paling populer di muka bumi ini anjlok nyaris 9% dalam sehari.

Harga Bitcoin yang sebelumnya tembus US$ 62.000/US$ kini ambles hampir US$ 6.000/BTC menjadi 56.586/BTC. Sepanjang tahun ini harga Bitcoin sudah melesat 100% lebih.

Kenaikan harga yang sangat fantastis ini dinilai oleh banyak manajer investasi yang disurvey oleh Bank of America sebagai fenomena bubble. Sebanyak 74% dari total >2.000 panelis investor dengan aset kelolaan mencapai US$ 533 miliar mengatakan bahwa Bitcoin dalam keadaan bubble.

Kenaikan harga Bitcoin lebih mencerminkan spekulasi yang terjadi di antara pelaku pasar di tengah adanya ancaman inflasi yang tinggi dan kebutuhan atas aset lain yang tak memiliki korelasi dengan aset manapun untuk lindung nilai (hedging).

Apabila kondisi sekarang ini yang ditandai dengan penurunan trio musuh utama emas yaitu dolar AS, yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun dan Bitcoin terus berlanjut maka besar peluang emas makin naik pamor dan bisa tembus ke atas US$ 1.800/troy ons lagi.

 

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Tempo.co

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *