Rusia-Ukraina Tegang, AS Tambah Pasukan di Jerman
Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Lloyd Austin, menyatakan bahwa Washington akan menambah 500 pasukan militer mereka di Jerman di tengah peningkatan ketegangan Rusia dan Ukraina.
“AS akan secara permanen menempatkan sekitar 500 personel tambahan di wilayah Wiesbaden, Jerman, paling cepat musim gugur mendatang,” kata Austin dalam jumpa pers di Berlin pada Selasa (13/4).
Austin mengumumkan keputusan ini ketika Rusia meningkatkan kehadiran militernya secara signifikan di perbatasan dekat Ukraina.
Austin menuturkan bahwa personel tambahan ini “akan memperkuat pencegahan dan pertahanan di Eropa.”
Ia mengatakan, penambahan pasukan ini fokus untuk memperkuat kapabilitas pertahanan luar angkasa, siber, dan teknologi.
Austin mengatakan penambahan personel ini juga menunjukkan komitmen AS terhadap sekutu, terutama anggota Pakta Pertahanan Negara Atlantik Utara (NATO).
“Ini akan menambah kemampuan kami untuk mencegah konflik dan mempertahankan sekutu kami,” ucap Austin seperti dikutip CNN.
“Peningkatan personel AS yang direncanakan ini menggarisbawahi komitmen kami kepada Jerman dan seluruh aliansiNATO.”
Austin enggan menyatakan bahwa penambahan pasukan ini merupakan respons atas manuver militer Rusia di perbatasan Ukraina.
Ketika ditanya apakah penambahan pasukan di Jerman merupakan pesan bagi Rusia, Austin menjawab, “Saya yakinkan Anda bahwa ini adalah pesan untuk NATO, di mana kami mendukung NATO secara penuh.”
Menhan Jerman, Annegret Kramp-Karrenbauer, menyambut baik rencana AS itu. Menurutnya, komitmen AS pada NATO merupakan “pilar krusial terhadap kebebasan dan perdamaian kita.”
Rusia dikabarkan terus mengerahkan pasukannya ke perbatasan dekat timur Ukraina. Jumlah personel militer Rusia di kawasan itu bahkan disebut jauh lebih banyak dari ketika konflik aneksasi Crimea oleh Moskow pada 2014 lalu.
AS dan NATO pun mengultimatum Rusia untuk berhenti mengirim pasukan ke perbatasan Ukraina demi menghindari peperangan antara kedua negara.
Di sisi lain, Rusia menyatakan pengerahan pasukan itu bertujuan untuk mempertahankan diri dari serangan.
Menurut mereka, NATO mencoba mengganggu kestabilan wilayah dengan mengerahkan pasukan di kawasan Baltik dan Polandia sejak Rusia mencaplok Crimea.
Menurut keterangan Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, pengerahan pasukan adalah bentuk kesiapan tempur dan juga sebagai latihan perang.
Dia mengatakan bahwa NATO justru berencana mengerahkan 40 ribu tentara dan 15 ribu persenjataan ke wilayah yang berdekatan dengan Rusia. Namun, NATO membantah hal itu.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia