Kenaikan Permintaan Terbangkan Harga Minyak
Harga minyak dunia melesat melonjak hampir 5 persen pada akhir perdagangan Rabu (15/4) waktu Amerika Serikat (AS). Lonjakan ditopang optimisme pasar atas kembalinya permintaan minyak setelah pandemi covid-19 menghancurkan konsumsi bahan bakar.
Mengutip Antara, Kamis (15/4), harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni naik US$2,91 atau 4,6 persen menjadi US$66,58 per barel. Sedangkan, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) menguat US$2,97 atau 4,9 persen menjadi US$63,15 per barel.
Badan Informasi Energi (EIA) mengungkapkan konsumsi bahan bakar AS naik menjadi 8,9 juta barel per hari (bph), atau tertinggi sejak Agustus lalu. Sementara itu, persediaan minyak mentah AS turun 5,9 juta barel pekan lalu, atau melebihi perkiraan analis yang sebesar 2,9 juta barel.
Sementara itu, stok minyak mentah di East Coast Amerika Serikat mencapai rekor terendah. Sedangkan, stok bensin naik tipis 309 ribu barel, lebih rendah dari ekspektasi kenaikan yang sebesar 786 ribu barel.
Analis Senior di Price Futures Group, Chicago Phil Flynn mengatakan secara keseluruhan, laporan tersebut mendukung kenaikan harga minyak.
“Tampaknya kami benar-benar mendapatkan pengembalian jumlah permintaan yang lebih solid dan itu akan membuat kami terus maju,” ujarnya.
Di awal sesi, harga minyak naik karena laporan dari EIA memperkirakan permintaan dan pasokan minyak global akan seimbang kembali pada paruh kedua tahun ini. Lembaga itu menambahkan bahwa produsen mungkin perlu memompa tambahan 2 juta bph untuk memenuhi permintaan yang diharapkan.
“Laporan IEA tersebut adalah salah satu laporan terbaik yang kami lihat dari publikasi mereka beberapa waktu lalu, dalam hal optimisme tentang berlanjutnya peningkatan permintaan,” kata Mitra di Again Capital, New York John Kilduff.
Sementara itu, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) menaikkan perkiraan permintaan globalnya sebesar 70 ribu bph dibandingkan perkiraan bulan lalu. Sepanjang tahun ini, OPEC memprediksi permintaan global akan meningkat sebesar 5,95 juta bph.
Tanda-tanda pemulihan ekonomi yang kuat di China dan AS mendukung kenaikan harga minyak baru-baru ini. Namun, kendala pada program vaksinasi di seluruh dunia dan melonjaknya kasus covid-19 di India dan Brazil telah memperlambat kemajuan tersebut.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia