Potensi Kenaikan Inflasi AS Bayangi Pergerakan IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melanjutkan pelemahan pada perdagangan Selasa (13/4). Itu akan dipicu kekhawatiran pasar terhadap potensi kenaikan inflasi AS.
“Pergerakan masih dipengaruhi kekhawatiran baik dari dalam dan luar negeri,” ujar Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper seperti dikutip dari riset resminya, Selasa (13/4).
Melansir CNN, Gubernur bank sentral AS The Fed Jerome Powell menyatakan ekonomi AS berada dalam titik perubahan. Ini ditandai dengan pertumbuhan ekonomi serta penciptaan lapangan kerja.
Selain itu, The Fed menargetkan inflasi di atas 2 persen secara berkelanjutan sebelum memutuskan untuk menaikkan suku bunga.
Sedangkan dari dalam negeri, Dennies menuturkan pasar masih diselimuti kekhawatiran atas rencana BPJS Ketenagakerjaan memangkas penempatan investasi di saham dan reksa dana.
Karena sentimen itu, ia memperkirakan IHSG melaju di rentang support 5.846-5.897 dan resistance 6.043- 6.138 pada perdagangan hari ini.
“Secara teknikal mengindikasikan trend bearish akan berlanjut,” tuturnya.
Senada, Direktur Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya memperkirakan indeks saham melemah pada perdagangan hari ini akibat sentimen global dan regional. Namun peluang koreksi wajar masih dapat dimanfaatkan oleh para investor untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target jangka pendek.
“Gelombang tekanan masih terlihat cukup besar, sehingga jika IHSG tidak dapat mempertahankan support level terdekat maka IHSG masih akan bergerak melemah hingga beberapa waktu mendatang,” katanya.
Pada penutupan perdagangan kemarin, indeks berada di level 5.948, merosot 121,64 poin atau 2 persen. Pelaku pasar asing mencatatkan jual bersih atau net sell di seluruh pasar sebesar Rp270,79 miliar.
Sementara itu, bursa saham AS terpantau kompak melemah. Indeks Dow Jones turun 0,16 persen menjadi 33.745, lalu S&P500 berkurang 0,02 persen ke 4.127, dan Composite Nasdaq melemah 0,36 persen menjadi 13.850.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Bisnis.com