Rupiah Loyo ke Rp14.575 di Awal Pekan
Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.575 per dolar AS pada Senin (12/4) pagi. Posisi tersebut melemah 0,07 persen dibandingkan perdagangan Jumat (9/4) sore di level Rp14.565 per dolar AS.
Pagi ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau melemah terhadap dolar AS. Dolar Singapura melemah 0,12 persen, won Korea Selatan melemah 0,21 persen, rupee India melemah 0,19 persen, yuan China melemah 0,08 persen, ringgit Malaysia melemah 0,07 persen, dan bath Thailand terpantau melemah 0,47 persen.
Hanya yen Jepang yang menguat 0,08 persen. Sedangkan peso Filipina da dolar Taiwan masih stagnan.
Sementara itu, mata uang di negara maju bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris menguat 0,10 persen dan dolar Australia menguat 0,26 persen. Sebaliknya dolar Kanada menguat 0,16 persen dan franc Swiss menguat 0,17 persen.
Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bakal mengalami tekanan. Hal ini dikarenakan rebound-nya yield obligasi pemerintah AS terutama tenor 10 tahun.
Ia mengatakan yield Treasury AS kini berada di sekitar 1,66 persen. Sementara sebelumnya di awal hari Jumat, yield berada di kisaran 1,62 persen.
“Yield naik karena data indikator inflasi AS menunjukkan kenaikan melebihi proyeksi. Data indeks harga produsen AS bulan Maret Jumat malam pekan lalu dirilis naik 1,0 persen vs proyeksi 0,5 persen. Kenaikan yield ini sebagai antisipasi kenaikan inflasi AS,” kata Ariston.
Yield AS yang kembali meninggi ini lah, menurut Ariston, yang akan memberikan tekanan ke nilai tukar rupiah karena dolar AS menjadi lebih menarik. Sedangkan sepanjang hari ini, ia memprediksi pergerakan rupiah menuju area Rp14.600 per dolar AS, dengan potensi support di kisaran Rp14.530 per dolar AS.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : BeritaSatu.com