Rupiah Berotot ke Rp14.470 Karena Koreksi Yield Obligasi AS
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.470 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Rabu (7/4) pagi. Mata uang Garuda menguat 0,24 persen jika dibandingkan perdagangan Selasa (6/4) sore di level Rp14.505 per dolar AS.
Pagi ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau menguat terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,11 persen, dolar Singapura menguat 0,07 persen, dolar Taiwan menguat 0,29 persen, won Korea Selatan menguat 0,29 persen, dan peso Filipina menguat 0,06 persen.
Kemudian, yuan China menguat 0,02 persen, ringgit Malaysia menguat 0,25 persen dan bath Thailand terpantau menguat 0,12 persen. Hanya rupee India yang melemah 0,17 persen.
Sementara itu, mata uang di negara maju bergerak melemah terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris melemah 0,09 persen, dolar Australia melemah 0,05 persen dan dolar Kanada melemah 0,07 persen. Sedangkan franc Swiss menguat 0,02 persen.
Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra mengatakan hari ini rupiah masih berpeluang menguat dengan terkoreksinya yield obligasi AS, khususnya tenor 10 tahun.
“Yield Treasury AS pagi ini bergerak di kisaran 1,66 persen. Sehari sebelumnya sempat berada di kisaran 1,71 persen.Penurunan yield ini memberikan tekanan ke dolar AS,” ujarnya dalam keterangan tertulis.
Kendati demikian, indikasi lelang surat utang Indonesia yang kurang laku bisa menahan penguatan rupiah terhadap dolar AS.
“Lelang sukuk kemarin di bawah target pemerintah. Hari ini potensi pergerakan rupiah di kisaran Rp14.480-14.530,” tandasnya.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Kompas.com