BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Mirip Tsunami di NTT
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan peringatan potensi gelombang tinggi dari laut mirip tsunami yang memasuki wilayah daratan Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga besok, Rabu (7/4).
“Dampak yang terjadi hari ini hingga sekitar tanggal 7 adalah yang sangat dirasakan selain hujan lebat, tapi juga angin yang kencang dan gelombang tinggi yang dikhawatirkan ini mirip tsunami,” tutur Kepala BMKG Dwikorita Karnawati melalui siaran langsung di Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (6/4).
Dwikorita menuturkan gelombang tersebut tidak akan sekuat tsunami, namun gelombang yang terbentuk cukup tinggi dan berpotensi ke daratan sehingga dapat merusak. Mengutip paparan yang disampaikan Dwikorita, gelombang tinggi diproyeksi di sejumlah wilayah perairan dengan ketinggian yang berbeda-beda.
Diantaranya, gelombang dengan ketinggian 1,25-2,5 meter diproyeksi terjadi di Selat Sumba bagian timur, Selat Sape, Laut Sumbawa, perairan utara Sumbawa hingga Flores, dan Selat Wetar.
Kemudian juga di perairan Kepulauan Sabalana hingga Kepulauan Selayar, perairan selatan Baubau hingga Kepulauan Wakatobi, Laut Banda Selatan bagian barat, dan Laut Arafuru bagian Barat.
Selanjutnya gelombang dengan ketinggian 2,5-4 meter diproyeksi terjadi di Selat Sumba bagian barat dan perairan selatan Flores. Sementara itu gelombang dengan ketinggian 4-6 meter diproyeksi di perairan selatan Pulau Sumba, peraiaran Pulau Sawu, Laut Sawu, dan peraiaran Kupang hingga Pulau Rote. Lalu gelombang dengan ketinggian lebih dari 6 meter diproyeksi berpeluang terjadi di Samudra Hindia di bagian selatan NTT.
Dwikorita menjelaskan kondisi ini bisa terjadi karena siklon tropis seroja masih berada di perairan sekitar NTT hingga besok. Namun begitu, Dwikorita menegaskan siklon tropis seroja akan menjauh dari perairan NTT dan Indonesia setelah tanggal 7 April.
Meskipun kecepatan pusaran siklon akan terus menguat, kata dia, namun dampaknya diprediksi akan melemah di wilayah Indonesia.
Sebelumnya, banjir bandang yang melanda NTT pada Minggu (4/4) menyebabkan 128 orang meninggal dunia dan 103 orang masih dalam pencarian. Akibat banjir tersebut, 8.424 orang dari 2.019 keluarga harus mengungsi. Menurut catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir terjadi sekitar pukul 01.00 WIB karena cuaca ekstrem yang diakibatkan siklon tropis seroja.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Lenteratoday.com