Lalu Lintas di Terusan Suez Mulai Lancar, Harga Minyak Turun
Harga minyak mentah mengalami penurunan lebih dari 1% pada perdagangan kemarin. Kembali normalnya jalur perdagangan internasional Terusan Suez dan penguatan dolar AS jadi pemicunya.
Kapal-kapal pengangkut barang mulai bergerak melalui Terusan Suez lagi sehari setelah kapal Ever Given yang sebelumnya nyangkut dan memblokir lalu lintas mulai mengapung kembali setelah hampir seminggu. Akhirnya kemacetan yang melibatkan 422 kapal kargo itu bisa diatasi.
“Kenaikan harga yang terakumulasi selama blokade Suez, seperti yang diharapkan, bersifat jangka pendek dan sekarang sudah tidak ada lagi seiring dengan kembali normalnya lalu lintas normal secara bertahap,” kata analis pasar minyak Rystad Energy, Louise Dickson kepada Reuters.
Di sisi lain dolar AS yang naik terhadap mata uang utama dan naik ke level tertinggi satu tahun terhadap yen membuat harga minyak yang dibanderol dalam dolar lebih mahal dalam mata uang lain.
Namun harga si emas hitam mulai menguat pada perdagangan pagi ini, Rabu (31/3/2021). Harga kontrak berjangka Brent naik 0,51% ke US$ 64,47/barel dan untuk kontrak West Texas Intermediate (WTI) naik 0,13% ke US$ 60,63/barel.
Kini pelaku pasar kembali melihat ke arah kebijakan para kartel. Pasar akan kembali menyorot kebijakan OPEC+ yang bakal menggelar pertemuan dalam waktu dekat ini.
Arab Saudi dikabarkan siap menerima perpanjangan pemotongan produksi hingga Juni dan untuk memperpanjang pemotongan tambahannya sendiri di tengah gelombang lockdown yang kembali marak.
“Goyangan yang kita lihat pada harga berarti bahwa OPEC+ kemungkinan akan perlu mengambil pendekatan hati-hati sekali lagi,” kata bank ING. “Kami berpandangan bahwa grup kemungkinan akan menahan tingkat output tidak berubah.” tambahnya sebagaimana dilaporkan Reuters.
JP Morgan yakin OPEC+ sebagian besar akan menghentikan pemotongan produksinya hingga Mei dan bahwa Arab Saudi akan memperpanjang pemotongan sukarela dua bulan lagi hingga akhir Juni.
“Kami mengharapkan aliansi untuk mulai menambah produksi dalam kenaikan 500.000 barel per hari (bph) mulai Juni dan berlangsung hingga Agustus,” katanya dalam sebuah catatan riset.
Menurut lembaga riset energi dunia Rystad Energy, kembali diterapkannya kebijakan karantina wilayah dan adanya masalah dengan vaksinasi dapat mencegah pemulihan hingga 1 juta bph permintaan minyak pada tahun 2021.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : iNews.id