Biden Nominasikan Pria Muslim untuk Posisi Hakim Federal AS
Presiden Amerika Serikat Joe Biden menominasikan sejumlah perempuan kulit hitam, seorang Asia Amerika, dan pria Muslim untuk menduduki posisi hakim federal pada Selasa, 30 Maret. Ini merupakan salah satu upaya Biden dalam mendorong keberagaman etnis di dalam sistem peradilan Negeri Paman Sam.
Berbeda dari mantan presiden Donald Trump yang cenderung menempatkan pria konservatif kulit putih di pengadilan federal, Biden telah mengumumkan 11 kandidat untuk posisi hakim, dengan hanya dua di antaranya adalah pria yang bukan berkulit putih.
Pria Muslim yang dinominasikan Biden untuk posisi hakim federal adalah Zahid Quraishi. Jika disetujui Senat AS, maka pria 45 tahun itu akan menjadi Muslim pertama yang menduduki posisi hakim distrik federal di AS.
Quraishi adalah warga AS keturunan Pakistan yang saat ini berprofesi sebagai hakim lokal di New Jersey.
“Hakim Quraishi telah membela dan melayani negara kita secara terhormat dalam berbagai peran. Ia akan mencetak sejarah jika dikonfirmasi sebagai Muslim Amerika pertama yang menjabat hakim federal,” kata Senator New Jersey Cory Booker, dilansir dari laman Channel News Asia pada Rabu, 31 Maret 2021.
Lahir di New York City dan dibesarkan di New Jersey, Quraishi mendapat gelar sarjana dari John Jay College of Criminal Justice pada 1997. Sementara gelar Juris Doctor didapatnya dari Rutgers Law School di tahun 2000.
Dalam pernyataannya, Biden mengatakan bahwa nominasi Quraishi dan 10 tokoh lainnya “merepresentasikan keberagaman latar belakang, pengalaman, dan perspektif yang membuat negara kita menjadi kuat.”
Selain Quraishi, tokoh lain yang menjadi perhatian adalah Ketanji Brown Jackson, perempuan Afrika Amerika. Ia dinominasikan Biden untuk menjadi hakim di Pengadilan Banding untuk Distrik Columbia Circuit, yang selama ini dikenal menangani kasus-kasus besar.
Jika dikonfirmasi Senat AS, Jackson yang berusia 50 tahun dapat menggantikan Jaksa Agung Merrick Garland dan berada di posisi ideal untuk menjadi kandidat hakim di Mahkamah Agung jika ada kursi kosong. Sejauh ini belum pernah ada satu pun perempuan kulit hitam yang menjadi hakim di Mahkamah Agung AS.
“Ketanji Jackson Brown adalah salah satu hakim terbaik di negeri ini. Ia brilian dan begitu berdedikasi. Sudah sepantasnya ia bergabung dengan pengadilan tertinggi kedua di negara ini. Luar biasa,” tulis Neal Katyal, mantan pejabat tinggi di Departemen Hukum AS.
Biden juga menominasikan dua perempuan Afrika Amerika lainnya untuk mengisi kursi hakim federal.
Di bawah Konstitusi AS, seorang presiden dapat menominasikan kandidat hakim untuk Mahkamah Agung atau pengadilan federal lainnya untuk masa jabatan seumur hidup. Para kandidat akan resmi menduduki posisi masing-masing jika sudah disetujui oleh Senat AS.
Sumber : medcom.id
Gambar : Dunia Tempo.co