Perpanjangan PPKM Tekan Rupiah ke Rp14.422
Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.422 per dolar AS pada Rabu (24/3) pagi. Posisi tersebut melemah 0,18 persen dibandingkan perdagangan Selasa (23/3) sore di level Rp14.396 per dolar AS.
Pagi ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau melemah terhadap dolar AS. Dolar Singapura melemah 0,11 persen, dolar Taiwan melemah 0,13 persen, won Korea Selatan melemah 0,24 persen, dan peso Filipina melemah 0,33 persen.
Kemudian rupee India melemah 0,08 persen, yuan China melemah 0,04 persen dan ringgit Malaysia melemah 0,16 persen. Sedangkan yen Jepang menguat 0,07 persen dan bath Thailand terpantau menguat 0,03persen.
Sementara itu, mata uang di negara maju bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris menguat 0,13 persen dan dolar Australia menguat 0,12 persen. Sedangkan franc Swiss melemah 0,01 persen dan dolar Kanada terpantau masih stagnan.
Analis sekaligus Direktur Utama PT Solid Gold Berjangka Dikki Soetopo mengatakan yield obligasi (Treasury) AS yang bergerak turun membuat rupiah sukses menguat kemarin dan masih akan mempengaruhi rupiah hari ini.
Sebab, yield Treasury hari ini turun lagi 3,3 basis poin ke 1,6048 persen, meski masih berada di level tertinggi dalam lebih dari satu tahun terakhir.
“Kenaikan yield Treasury belakangan ini terjadi akibat ekspektasi pemulihan ekonomi AS yang lebih cepat dari prediksi, serta kemungkinan melesatnya inflasi,” ucapnya kepada CNNIndonesia.com, Rabu (24/3).
Namun, sentimen dalam negeri dapat membuat rupiah tak berdaya pada perdagangan hari ini lantaran memburuknya persepsi pelaku pasar. Kasus covid-19 yang kembali meningkat secara global membuat sentimen pelaku pasar memburuk dan akan mempengaruhi indeks harga saham gabungan (IHSG).
Pemerintah Indonesia memutuskan kembali memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro selama dua pekan, mulai 23 Maret hingga 5 April nanti. Hal ini, membuat rupiah berakhir stagnan untuk saat ini. “Hari ini rupiah bergerak di kisaran Rp14.360-14.455 per dolar AS,” tandasnya.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Viva