Tunggu OPEC+ Kopi Darat Minggu Ini, Harga Minyak Malah Drop
Setelah sekian lama reli panjang, harga minyak mentah akhirnya ambles juga. Dinamika permintaan dan pasokan masih jadi pemicu utama volatilitas harga si emas hitam.
Pada perdagangan pagi, Senin (2/3/2021) harga kontrak futures (berjangka) minyak mentah anjlok lebih dari 1%. Harga kontrak Brent turun 1,13% ke US$ 62,97/barel sementara untuk kontrak West Texas Intermediate (WTI) terpangkas 1,19% ke US$ 59,92/barel.
Kali ini pelaku pasar memantau tren pemulihan permintaan minyak di China sekaligus pertemuan para kartel yang tergabung dalam OPEC+ awal Maret ini. Pasar mulai mencemaskan bahwa permintaan minyak di China mulai melandai saat OPEC+ mulai akan memompa sejumlah tambahan pasokan ke pasar.
Pertumbuhan aktivitas pabrik China merosot ke level terendah sembilan bulan terakhir Februari ini. Data tersebut menimbulkan kekhawatiran atas permintaan minyak mentah China dan menekan si emas hitam.
“Ada beberapa pembicaraan bahwa cadangan strategis mereka terisi, dan beberapa orang bertaruh terhadap China yang terus mendorong harga minyak,” kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago kepada Reuters.
Investor juga khawatir bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya yang disebut OPEC+ akan segera meningkatkan produksi minyak seiring dengan tren kenaikan harga minyak yang solid berlakangan ini.
Produksi minyak OPEC turun bulan ini karena pemangkasan output secara sukarela yang dilakukan oleh Arab Saudi. OPEC+ akan bertemu pada hari Kamis ini dan diperkirakan bakal membahas tentang kemungkinan peningkatan produksi sebanyak 1,5 juta barel per hari (bph) minyak mentah kembali ke pasar.
Analis ING mengatakan OPEC+ perlu menghindari peningkatan produksi yang terlalu mengejutkan bagi pasar. Ada sejumlah besar uang spekulatif dalam minyak saat ini, jadi mereka ingin menghindari tindakan apa pun yang akan membuat (para investor itu) keluar kata para analis.
Belakangan ini reli harga minyak juga ditopang oleh gencarnya vaksinasi Covid-19 yang serta diloloskannya paket bantuan fiskal senilai US$ 1,9 triliun oleh Dewan Perwakilan Rakyat AS pada hari Sabtu pekan lalu.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Kompas.com