Hati-hati ya! Bos The Fed Bikin IHSG Rawan Koreksi
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,38% ke 6.55,312 pada perdagangan awal pekan kemarin. Sebelumnya bahkan sempat menembus kembali level 6.300.
Data perdagangan mencatat investor asing melakukan aksi beli bersih Rp 516 miliar di pasar reguler, dengan nilai transaksi mencapai Rp 16,06 triliun.
IHSG masih mendapat sentimen positif dari kebijakan relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) sektor otomotif selama 2021, serta Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) DP 0%.
Sektor properti juga mendapat keuntungan dengan kebijakan DP 0% untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Dua kebijakan terakhir tersebut dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI).
BI pada pekan lalu juga menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 3,5% guna mendorong laju pemulihan ekonomi.
Sementara itu pada hari ini, Selasa (23/2/2021) IHSG akan mendapat tekanan dari eksternal, sebab bursa saham AS (Wall Street) berakhir bervariasi pada perdagangan Senin waktu setempat, dan disusul bursa Asia pagi ini. Indeks Kospi Korea Selatan bahkan sudah jeblok lebih dari 1%.
Salah satu penyebabnya adalah kehati-hatian para investor jelang testimoni ketua bank sentral AS (The Fed) di pekan ini. Testimoni tersebut dikatakan akan menarik, sebab terjadi di tengah kenaikan yield obligasi (Treasury) AS ke level tertinggi dalam 1 tahun terakhir. Powell akan memberikan testimoni dihadapan Kongres AS pada Selasa dan Rabu waktu setempat.
Secara teknikal, belum ada perubahan level-level yang harus diperhatikan dari awal pekan kemarin. IHSG masih mampu bertahan di atas level 6.200 dan rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA50) yang memberikan potensi penguatan.
Pada perdagangan Selasa (16/2/2021), muncul lagi pola doji, secara psikologis pola ini mengindikasikan pasar masih kebingungan menentukan kemana arah IHSG. Pergerakan dalam 2 hari terakhir menunjukkan hal tersebut, IHSG menguat di awal perdagangan sebelum berbalik melemah.
Dengan munculnya pola doji, peluang IHSG ambrol atau melesat sama besarnya.
Sementara itu Indikator stochastic pada grafik harian masih berada di wilayah jenuh beli (overbought).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Stochastic pada grafik 1 jam juga berada di wilayah overbought, tetapi sudah mulai bergerak turun.
Resisten terdekat berada di kisaran 6.260, selama tertahan di bawahnya, IHSG berisiko turun ke support terdekat berada di kisaran 6.200, jika ditembus IHSG akan turun ke 6.160 sebelum menuju 6.110.
Sebaliknya jika resisten mampu ditembus, IHSG berpeluang kembali menembus 6.300 lagi. Target penguatan selanjutnya di 6.340.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Okezone