Rupiah Melemah ke Rp14.070 per Dolar AS pada Awal Pekan
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.070 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Senin (22/2) pagi. Posisi tersebut melemah 0,04 persen dibandingkan perdagangan Jumat (19/2) sore di level Rp14.065 per dolar AS.
Pagi ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau menguat terhadap dolar AS. Dolar Singapura menguat 0,08 persen, dolar Taiwan menguat 0,09 persen, won Korea Selatan menguat 0,13 persen, dan peso Filipina menguat 0,02 persen.
Kemudian rupee India menguat 0,14 persen, ringgit Malaysia menguat 0,07 persen dan bath Thailand terpantau menguat 0,04 persen. Sedangkan yuan China terpantau stagnan 0,00 persen dan yen Jepang melemah 0,08 persen.
Sementara itu, mayoritas mata uang di negara maju bergerak melemah terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris turun 0,13 persen, dolar Australia melemah 0,34 persen, dan franc Swiss melemah 0,02 persen. Sebaliknya dolar Kanada menguat 0,18 persen.
Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan rupiah berpotensi menguat hari ini. Pagi ini, minat pasar terhadap aset berisiko meninggi dan Indeks saham Asia terpantau menguat. Begitu pula nilai tukar regional terhadap dolar AS.
“Ekspektasi pemulihan ekonomi global mendorong penguatan sentimen tersebut,” ucapnya kepada CNNIndonesia.com.
Selain itu, sentimen positif juga datang dari ekspektasi perilisan stimulus besar pemerintah AS dan penurunan kasus baru covid-19 di dunia. Di dalam negeri sendiri, penurunan kasus baru covid-19 dan kemajuan program vaksinasi juga mendukung penguatan rupiah.
Di sisi lain, pasar akan mewaspadai kenaikan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor jangka panjang hari ini. Untuk tenor 10 tahun, yield mencetak level tertinggi baru tahun ini di 1,36 persen.
Kenaikan yield ini bisa berimbas ke penguatan dolar AS. “Potensi pergerakan rupiah hari ini di kisaran Rp14 ribu hingga Rp14.100 per dolar AS,” pungkasnya.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : BeritaSatu.com