Ramalan Morgan Stanley Soal Harga Emas Ini Buat Geleng-geleng

Harga emas sedikit menguat pada perdagangan pagi hari ini, Selasa (16/2/2021). Namun kabar tak sedap kembali menerpa logam kuning ini. Ada yang meramal harganya bakal turun ke bawah US$ 1.800/troy ons.

Pada 08.45 WIB, harga emas di arena pasar spot naik 0,24% dibanding posisi penutupan kemarin. Harga logam mulia emas sekarang berada di US$ 1.823/troy ons. Emas diperdagangkan di rentang harga yang sempit.

Harga emas bergerak di US$ 1.800 sebagai level supportnya dan US$ 1.850 sebagai level resisten kuatnya.

Bank investasi global Morgan Stanley memperkirakan bahwa harga emas akan jatuh ke bawah US$ 1.800/troy ons di akhir tahun. Menurut Andrew Sheets sebagai Kepala Cross-Asset Strategist, sentimen bearish untuk harga emas dipicu oleh inflasi yang masih jinak dan prospek perekonomian yang membaik.

Menurut Sheets inflasi akan berangsur naik. Namun kenaikan inflasi tidak cukup untuk mendorong harga emas bergerak lebih tinggi.

Survei yang dilakukan oleh Kitco terhadap analis Wall Street maupun responden di Main Street menunjukkan bahwa konsensus tidak tercapai. Mayoritas analis Wall Street memperkirakan tren bearish akan terjadi di pasar emas minggu ini.

Dari 14 analis yang disurvei, sebanyak 10 orang atau 71% mengatakan harga emas berpotensi tertekan minggu ini. Sementara itu, dari total 1.257 investor Main Street yang disurvei oleh Kitco sebanyak 644 responden (51%) memperkirakan harga emas bakal bullish pekan ini.

Pendapat di kalangan analis dan investor cenderung terbelah. Harga emas berpotensi untuk konsolidasi seiring dengan tren wait and see yang terjadi. Namun apabila harga emas terus tertekan dan melorot ke bawah US$ 1.800/troy ons, seperti yang terjadi pada minggu pertama Februari tahun ini, maka tekanan jual yang masif bakal terjadi.

Di sepanjang tahun 2021, emas menjadi salah satu aset dengan kinerja yang bisa dibilang buruk. Harga emas drop hampir 4%. Di saat yang sama greenback yang tercermin dari indeks dolar menguat 0,5%.

Harga aset-aset berisiko seperti saham, minyak dan Bitcoin bahkan naik lebih kencang. Harga cryptocurrency Bitcoin justru memimpin penguatan dengan gain lebih dari 60% secara year to date.

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : KlikPositif.com

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *