Hadapi Badai Salju Parah, Belanda Terapkan ‘Kode Merah’
Belanda dan beberapa bagian Jerman dihantam badai salju. Badai mengganggu sistem transportasi, termasuk pesawat dan kereta api.
Tak hanya itu, badai salju juga mengakibatkan beberapa lokasi pengujian virus korona (covid-19) di sana ditutup.
Saat ini, Inggris juga tengah bersiap menghadapi hujan salju lebat. Menurut Ahli Meteorologi Belanda, badai salju ini disebut Badai Darcy.
Badai Darcy membawa angin berkecepatan hingga 90 kilometer per jam. Otoritas Belanda mengumumkan keadaan darurat ‘kode merah’ ketika badai ini datang.
Padahal, warga sudah bersiap-siap keluar untuk menikmati bermain kereta luncur dan salju, meskipun kondisi sangat dingin dengan suhu minus 5 derajat Celcius.
Badai Darcy menjadi badai salju paling parah selama lebih dari satu dekade terakhir.
“Secara resmi ini menjadi badai salju pertama dalam waktu yang lama. Badai salju terakhir terjadi pada Januari 2010,” kata situs web prakiraan cuaca Weer.nl.
Dilansir dari AFP, Senin, 8 Februari 2021, dilaporkan puluhan penerbangan ditunda dan dibatalkan di Bandara Schipol, Amsterdam. Sementara itu, di Bandara Eindhoven, seluruh layanan penerbangan dibatalkan.
Semua kereta di Belanda juga dibatalkan, termasuk kereta jarak jauh dan internasional ke Jerman. Trem di Amsterdam juga untuk sementara dihentikan. Sebuah trem tergelincir salju di Den Haag.
Pengemudi disarankan untuk menghindari perjalanan dan lebih dari 80 mobil dilaporkan tergelincir dari jalan raya.
Sebagian besar wilayah itu diliputi salju dengan ketinggian antara lima hingga 10 sentimeter. Namun, seperti disiarkan radio lokal, beberapa wilayah memiliki salju dengan ketinggian lebih dari 30 sentimeter.
Kondisi begitu parah ini menyebabkan semua pusat uji virus korona di negara itu ditutup selama beberapa hari.
Sumber : medcom.id
Gambar : Medcom.id