Israel dan Kosovo Resmi Jalin Hubungan Diplomatik
Israel dan Kosovo resmi menjalin hubungan diplomatik pada Senin, 1 Februari. Kosovo, negara mayoritas Muslim, juga mengakui Yerusalem sebagai ibu kota dari Israel.
Dalam sebuah seremoni virtual dari Yerusalem dan Pristina, Menteri Luar Negeri Israel Gabi Ashkenazi dan Menlu Meliza Haradinaj Stublla dari Kosovo menandatangani deklarasi gabungan mengenai hubungan diplomatik.
Ashkenazi mengatakan dirinya telah menerima “permohonan resmi dari Kosovo untuk membuka kedutaan besar di Yerusalem.”
Hubungan diplomatik terjalin setelah tahun lalu Israel menormalisasi hubungan dengan beberapa negara Arab, termasuk Uni Emirat Arab, Bahrain, Maroko, dan Sudan.
Rangkaian normalisasi tahun lalu, atau dikenal sebagai kolektif sebagai Abraham Accords, memicu kritik dari sejumlah negara mayoritas Muslim.
Berbeda dengan Kosovo, negara-negara itu hanya akan membuka misi diplomatiknya di Tel Aviv. Sikap tersebut sejalan dengan konsensus global yang menentang status Yerusalem sebagai ibu kota Israel sebelum masalah Palestina terselesaikan.
Pada 2017, Donald Trump yang masih menjadi presiden Amerika Serikat mengejutkan dunia usai mengatakan bahwa kedubes AS akan dipindahkan dari Tel Aviv ke Yerusalem. Ia juga mengakui bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel.
Kedubes AS jadi dipindahkan pada Mei 2018, yang mendapat sambutan meriah di Israel namun dikecam luas di kancah global. Saat ini, Guatemala adalah satu-satunya negara selain AS yang membuka kedubes di Yerusalem.
Yerusalem masih merupakan isu utama dari konflik Timur Tengah yang telah berlangsung selama berdekade-dekade. Otoritas Palestina (PA) berkukuh bahwa Yerusalem Timur — yang diduduki Israel sejak 1967 — harus dijadikan ibu kota Palestina di masa mendatang.
Pemerintahan AS di bawah Presiden Joe Biden mengatakan akan tetap mengoperasikan kedubes di Yerusalem, dan juga mengakui kota tersebut sebagai ibu kota Israel.
Sumber : medcom.id
Gambar : detikNews
