Hasil Survei Ramal Emas Bakal Bikin Cuan Pekan Ini

Minggu ini pelaku pasar optimis bahwa harga emas dunia berpeluang naik. Baik mayoritas analis di Wall Street maupun di Main Street meyakini bahwa harga bakal mengalami kenaikan.

Dari berbagai analis Wall Street yang disurvei oleh Kitco, sebanyak 56% memberikan outlook bullish untuk pekan ini. Sementara itu investor di Main Street lebih optimis lagi karena sebanyak 64% berpandangan bahwa harga emas masih mungkin naik.

Di awal pekan ini, Senin (1/2/2021) harga emas mengalami kenaikan 0,5% di pagi hari. Pada 07.15 WIB harga emas dibanderol di US$ 1.853,86/troy ons. Sebuah awal yang bagus untuk emas bisa naik dan menguji level resisten selanjutnya.

Pola pergerakan harga emas dari Januari 2019-2021 memiliki kesamaan dengan tren harga emas 10 tahun silam tepatnya di tahun 2010. Saat itu harga emas terus uptrend dan mencapai puncak di kuartal ketiga, setelah itu drop signifikan dan harganya terus terkoreksi hingga 2015.

Apakah ini berarti bahwa harga emas akan melanjutkan koreksi bahkan crash?

Emas merupakan aset yang tak memberikan imbal hasil. Hal ini berbeda dengan saham yang memberikan dividen dan obligasi yang memberikan kupon atau bunga. Keuntungan memegang emas hanya didasarkan pada pergerakan harganya.

Artinya minat seseorang untuk membeli emas juga sangat dipengaruhi oleh biaya peluang (opportunity cost) memegang aset lain. Kebijakan moneter ultra longgar melalui suku bunga acuan yang rendah dan program pembelian aset finansial oleh bank sentral membuat dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah drop.

Indeks dolar yang mengukur keperkasaan greenback di hadapan mata uang lain drop 7% sepanjang 2020. Tahun ini dolar AS diperkirakan bakal melanjutkan tren pelemahannya. Analis melihat dolar AS berpeluang untuk kembali tertekan 5-10%.

Kemudian imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun yang jadi acuan juga masih memberikan imbal hasil yang rendah bahkan negatif setelah dikurangi inflasi meski beberapa waktu terakhir sempat menguat ke angka 1% untuk imbal hasil nominalnya.

Di sisi lain emas juga berperan sebagai aset untuk lindung nilai (hedging) dari ancaman kinerja buruk aset investasi lain serta adanya inflasi yang tinggi. Banyak analis menilai bahwa saat ini Wall Street sedang dalam periode bubble sehingga muncul kekhawatiran saham-saham AS akan berguguran.

Editor di The GoldForcast Garry Wagner dalam wawancaranya dengan Kitco mengatakan bahwa harga emas belum berpeluang anjlok signifikan karena beberapa alasan.

“Saya pikir kemungkinannya kecil sekarang [harga emas anjlok], dan itu karena kita berada di kondisi yang unik. Kita tidak hanya melakukan pelonggaran kuantitatif, dengan suku bunga mendekati nol, tetapi kita juga menghabiskan putaran pertama US$ 3 triliun dalam stimulus fiskal. Mereka [bank sentral] terakhir kali membail-out bank [krisis 2008] tetapi kali ini, mereka memberikan modal dengan cara lain [melalui Departemen Keuangan],” kata Garry Wagner

World Gold Council (WGC) baru-baru ini mempublikasikan laporan terbarunya. Dalam laporan tersebut WGC menyebut bahwa permintaan emas untuk konsumsi anjlok selama pandemi Covid-19. Namun permintaan untuk investasi meningkat.

Permintaan untuk tahun 2020 drop 14% dari tahun sebelumnya menjadi 3.759,6 ton dan untuk pertama kalinya permintaan emas anjlok di bawah 4.000 ton sejak tahun 2009.

Permintaan untuk perhiasan anjlok 34% menjadi 1.411,6 ton akibat lemahnya daya beli masyarakat dan juga pembatasan sosial yang dilakukan pemerintah. Di sisi lain pembelian emas oleh bank sentral juga turun karena otoritas moneter lebih fokus untuk mendongkrak perekonomian yang lesu.

WGC melaporkan aksi beli emas oleh bank sentral di tahun lalu drop 60% dibanding tahun 2019 menjadi 272,9 ton saja. Sementara itu dari sisi permintaan investasi mengalami kenaikan.

Investor yang memegang aset emas dalam exchange traded fund (ETF) mencatatkan kenaikan posisi holdingnya sebanyak 877,1 ton sepanjang 2020. Hal inilah yang membuat harga emas tahun lalu bisa meroket 25%.

 

 

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Liputan6.com

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *