Rusia Mulai Vaksinasi Nasional Corona dengan Vaksin Mandiri
Rusia memulai program vaksinasi virus corona (Covid-19) secara nasional pada Senin (18/1), sebagai upaya mengakhiri lonjakan penularan virus serupa SARS tersebut.
Penduduk di Kota Vladivostok menjadi yang pertama menerima suntikan vaksin Sputnik V buatan negara yang dikembangkan Institut Gamaleya pada Senin pagi waktu Rusia.
“Ini adalah satu-satunya cara yang tersedia untuk mencegah penyakit sekarang ini,” kata salah satu penduduk kota di timur jauh Rusia itu, Valery Grishin, kepada AFP, saat sedang menunggu giliran suntikan di sebuah klinik.
Dia mengatakan adalah kewajiban bagi setiap warga Rusia untuk melakukan vaksinasi “agar tidak menulari orang lain”.
Selain Vladivostok, Wali Kota Moskow, Anastasia Rakova, mengatakan sejauh ini sudah ada lebih dari 190 ribu warganya yang sudah divaksin dari total 12 juta penduduk.
Sekitar 50 orang juga terlihat mengantre untuk mendapatkan suntikan vaksin di sebuah pusat perbelanjaan mewah GUM di Moskow.
Salah seorang warga Moskow, Valery Krivetsky, mengaku antusias menunggu giliran vaksin. Ia sudah lama menunggu-nunggu waktu untuk mendapatkan vaksin gratis.
“Pemerintah mengumumkan bahwa Anda bisa divaksinasi tanpa mendaftar, jadi saya langsung datang,” kata Krivetsky.
Tidak seperti kebanyakan negara Eropa, Rusia telah menghindari kebijakan penguncian wilayah atau lockdown ketat meski turut terkena gelombang kedua penularan corona.
Saat ini, menurut statistik Worldometer, Rusia tercatat memiliki 3,59 juta vaksin virus corona dengan total 66 ribu kematian.
Rusia mengandalkan vaksinasi nasional ketimbang kebijakan lockdown untuk menumpas pandemi. Moskow berharap langkah tersebut bisa kembali memulihkan perekonomian negara dalam waktu dekat.
Karena itu, Presiden Vladimir Putin terus mendorong produksi massal vaksin Sputnik V. Ia bahkan memerintahkan agar vaksin itu tersedia bagi seluruh 146 juta penduduk Rusia.
Rusia telah mendaftarkan vaksin Sputnik V ke lembaga pengurus obat nasional pada Agustus lalu. Langkah tersebut lebih dahulu ketimbang pengembangan beberapa kandidat vaksin lainnya dari negara Barat.
Rusia mengklaim efikasi vaksin Sputnik V mencapai lebih dari 90 persen. Sejak awal Desember, Rusia telah melakukan vaksinasi terbatas terhadap para pekerja medis dan guru.
Meski banyak mendapat antusias, tak sedikit pula publik Rusia yang menganggap skeptis vaksinasi. Menurut jajak pendapat terbaru, hanya 38 persen warga Rusia yang bersedia melakukan vaksinasi corona.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Suara.com