PA Ingin Pemilu Palestina Digelar di Yerusalem Timur
Otoritas Palestina (PA) menegaskan bahwa kabinet Palestina siap menggelar pemilihan umum tahun ini. Namun, PA meminta agar pemilu parlemen dan presiden Palestina digelar di Yerusalem Timur.
Masyarakat Palestina memandang Yerusalem Timur sebagai ibu kota mereka di masa mendatang.
“Israel telah menyatakan komitmennya terhadap perjanjian yang telah ditandatangani, mengenai salah satu klausul terkait partisipasi warga Yerusalem (dalam pemilu),” ucap pemimpin kabinet PA, Mohammad Shtayyeh.
“Jadi, kami menyerukan kepada Uni Eropa melalui Menteri Luar Negeri Palestina untuk membentuk sebuah tim pengamat internasional dalam mengawasi jalannya pemilu (di Yerusalem Timur),” lanjutnya, dilansir dari laman Arutz Sheva pada Selasa, 19 Januari 2021.
Jumat kemarin, Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah mengeluarkan sebuah dekrit yang memerintahkan digelarnya pemilu parlemen dan presiden.
Dekrit itu menyatakan bahwa pemilu parlemen akan digelar pada 22 Mei, sementara pilpres di tanggal 31 Juli. Dalam dekrit juga diatur mengenai tenggat waktu pembentukan Dewan Nasional Palestina, yakni 31 Agustus.
Terakhir kalinya Abbas mendorong seruan pemilu Palestina disampaikan pada Desember 2019. Kala itu, ia meminta Israel untuk mengizinkan berlangsungnya pemilu Palestina di Yerusalem Timur. Kala itu, Israel mengabaikan permintaan tersebut.
Masa jabatan Abbas sebagai presiden Palestina seharusnya sudah berakhir pada 2009, namun ia tetap berkuasa karena tidak adanya pemilu.
Terakhir kalinya Palestina menggelar pemilu adalah pada 2006. Beberapa inisiatif sebelumnya untuk menggelar pemilu di Palestina berakhir gagal.
Pemilu Palestina tahun ini diharapkan dapat memperkokoh kesatuan Palestina dalam upaya menyelesaikan konflik berkepanjangannya dengan Israel.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Tribunnews.com