Washington Diisolasi, Dijaga Ketat Jelang Pelantikan Biden
Washington DC, Amerika Serikat, diisolasi dan dijaga ketat oleh lebih dari 20 ribu pasukan Garda Nasional bersenjata menjelang pelantikan presiden terpilih Joe Biden pada (20/1).
Pengamanan diperketat itu menyusul serangan mematikan di Capitol Hill Rabu (6/1) pekan lalu.
Kepala Polisi Robert Contee mengatakan ibu kota AS menghadapi “ancaman keamanan besar” setelah pendukung Presiden Donald Trump menyerbu gedung Capitol dalam upaya untuk menggagalkan pengesahan kemenangan Biden hingga menewaskan lima orang.
Melansir AFP, sehari setelah Trump dimakzulkan di Kongres karena diduga mendukung serangan itu, ada lebih banyak penghalang dan kawat silet dipasang sebagai bagian dari tindakan pencegahan.
Sebagian besar pusat kota Washington juga ditutup untuk akses lalu lintas.
Sementara badan yang bertanggung jawab atas keamanan, Secret Service, sedang mempertimbangkan untuk menutup seluruh National Mall.
Biasanya, ratusan ribu orang berkumpul di hamparan rumput National Mall untuk merayakan pelantikan presiden baru.
Pejabat keamanan setempat memperingatkan bahwa ekstremis bersenjata pro-Trump yang kemungkinan membawa bahan peledak, menjadi ancaman bagi Washington dan ibu kota negara bagian selama sepekan mendatang.
“Kami melihat banyak sekali obrolan daring yang mengkhawatirkan,” kata Direktur FBI Chris Wray kepada Wakil Presiden Mike Pence dalam briefing yang disiarkan televisi.
“Kami prihatin tentang potensi kekerasan di berbagai aksi protes yang direncanakan di sini, di DC, dan gedung-gedung DPR negara bagian di seluruh negeri pada hari-hari mendatang, yang dapat membawa orang-orang bersenjata dekat dengan gedung-gedung dan pejabat pemerintah,” ujarnya.
ABC News melaporkan, buletin internal FBI memperingatkan bahwa sebuah kelompok bersenjata berencana “menyerbu” kantor-kantor pemerintah di 50 negara bagian untuk memprotes pelantikan Biden.
“FBI menerima informasi tentang kelompok bersenjata yang diidentifikasi berniat melakukan perjalanan ke Washington DC pada 16 Januari,” bunyi buletin itu.
The New York Times melaporkan bahwa FBI telah memberitahu departemen kepolisian di seluruh negeri untuk tetap waspada terhadap aktivitas ekstremis dan meneruskan operasi intelijen.
Tak hanya itu, beberapa tokoh politik juga meningkatkan keselamatan diri mereka, termasuk Wali Kota Washington Muriel Bowser yang mengungkapkan bahwa ia menerima ancaman pembunuhan.
Peter Meijer, salah satu dari sepuluh anggota Partai Republik yang memberikan suara untuk memakzulkan Trump pada Rabu (13/1), mengaku ia dan anggota parlemen lainnya mengambil tindakan pencegahan seperti membekali diri dengan pelindung tubuh.
“Saya memiliki rekan kerja yang sekarang bepergian dengan pengawalan bersenjata karena khawatir akan keselamatan mereka. Asumsi kami adalah seseorang mungkin mencoba membunuh kami,” kata Meijer kepada MSNBC.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia