Satgas Covid-19 Bentuk Bidang Perlindungan Khusus Untuk Keselamatan Tenaga Medis

Satgas Penanganan Covid-19 membentuk Bidang Perlindungan Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan. Pembentukan bidang ini bertujuan untuk meningkatkan keselamatan tenaga medis di tengah situasi pandemi virus corona.

“Dan menurunkan penambahan angka kematian tenaga kesehatan akibat Covid-19 dengan pendekatan promotif dan preventif, serta kuratif dan rehabilitatif melalui respon cepat,” jelas Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dikutip dari siaran persnya, Jumat (7/1/2021).

Menurut dia, hal ini juga sebagai upaya pemerintah melengkapi upaya penanganan pandemi Covid-19. Pasalnya,keberadaan tenaga kesehatan saat ini semakin berkurang karena gugur menjadi korban terpapar Covid-19.

Berdasarkan data yang ada, Wiku menyebut setidaknya sudah 237 dokter yang meninggal selama pandemi corona. Dia mengatakan tren dokter yang meninggal cenderung mengalami peningkatan, khususnya di Desember 2020.

Untuk itu, dia meminta masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan Covid-19 yang ketat. Jika pasien positif corona terus bertambah dan masyarakat abai dengan protokol kesehatan, maka fasilitas kesehatan yang ada tidak akan cukup menangani kasus-kasus baru.

“Satu-satunya cara bagi masyarakat adalah dengan mencegah penularan dan menjalankan 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan,” kata Wiku.

500 Nakes Meninggal

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan sudah 500 tenaga kesehatan yang gugur selama pandemi Covid-19. Untuk itu, pemerintah membatasi kegiatan masyarakat di Jawa dan Bali mulai 11-25 Januari 2021 guna mengurangi mobilitas warga.

“Sudah lebih dari 500 tenaga kesehatan kita yang wafat. Oleh karena itu, saya minta tolong. Tolong kita bantu mereka, kita lindungi mereka, kita jaga mereka dengan mengurangi mobilitas dalam 2 minggu mulai tanggal 11 Januari,” kata Budi dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Rabu 6 Januari 2021.

Kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat di Jawa dan Bali tersebut imbas dari melonjaknya kasus positif Covid-19 di sejumlah daerah. Budi mengakui bahwa liburan panjang membuat rata-rata kasus aktif virus corona naik signifikan hingga 40 persen.

Menurut dia, kondisi ini memberi tekanan kepada rumah sakit dan tenaga kesehatan. Pasalnya, tingkat keterisian tempat tidur di ICU dan ruang isolasi menjadi melonjak naik dan penuh.

“Apalagi pada kenyataannya event sebelum mulai liburan kondisi rumah sakit kita sudah lumayan penuh, berapa sudah sangat penuh. Tenaga kesehatan kita juga sudah cukup lama dan cukup letih menangani pandemi covid ini,” tutur dia.

 

 

 

 

Sumber : liputan6.com
Gambar : Tribunnews.com

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *