Arab Saudi & Joe Biden Pemicu Harga Minyak Melambung
Kenaikan harga minyak mentah masih berlanjut. Baik kontrak Brent maupun West Texas Intermediate (WTI), keduanya sudah ditransaksikan di atas US$ 50/barel. Kini harga kontrak yang aktif diperdagangkan tersebut berada di level tertingginya dalam 11 bulan terakhir.
Di awal tahun 2021, harga kontrak futures (berjangka) minyak mentah telah naik lebih dari 5%. Hari ini, Jumat (8/1/2021) kontrak Brent menguat 0,22% ke US$ 54,5/barel dan untuk kontrak WTI naik 0,3% ke US$ 50,98/barel.
Setidaknya ada dua pemicu utama mengapa harga minyak bisa reli di awal tahun. Pertama, setelah berbeda pendapat dengan Rusia soal produksi, Arab Saudi selaku pemimpin de facto OPEC memilih untuk memangkas output sebesar 1 juta barel per hari (bph) secara sukarela.
OPEC+ setuju sebagian besar produsen akan mempertahankan produksinya pada Februari dan Maret sementara mengizinkan Rusia serta Kazakhstan untuk meningkatkan produksi sebesar 75 ribu bph pada Februari dan 75 ribu bph pada Maret.
Tren bullish harga minyak baru saja dimulai. Kenaikan harga akibat keputusan Arab Saudi dinilai akan berlanjut.
“Arab Saudi … sangat mengetahui hubungan antara harga minyak dan tingkat persediaan global. Persediaan yang lebih rendah sama dengan harga yang lebih tinggi,” kata kepala analis komoditas SEB Bjarne Schieldrop kepada Reuters.
Survei Reuters menunjukkan bahwa hingga Desember tahun lalu produksi minyak OPEC sudah mencapai 25,59 juta bph. Kenaikan tersebut lebih banyak ditopang oleh peningkatan output minyak Libya.
Per Januari ini output minyak OPEC+ hanya dipangkas 7,2 juta bph saja, atau naik 500 ribu bph dibanding periode Juli-Desember 2020 sebesar 9,7 juta bph.
Faktor kedua yang membuat harga minyak lanjut terapresiasi adalah kenaikan harga saham global terutama di AS. Stabilitas politik di AS sempat goyah ketika masa pendukung Trump menolak hasil pemilu.
Namun kongres tetap mengesahkan Joe Biden dari Partai Demokrat sebagai presiden ke-46 AS. Kini partai biru telah menguasai jajaran eksekutif maupun legislatif.
Pemilihan Senator di Georgia telah berakhir. Dua calon Senator dari Partai Demokrat yakni Jon Ossoff dan Raphael Warnock berhasil merebut dua kursi Senator dari petahana Partai Republik. Dengan begitu saat ini baik Senat maupun The House (DPR) dikuasai oleh Partai Biru.
Kemenangan Demokrat di segala lini membuat kemungkinan kebijakan fiskal ekspansif di tengah masih merebaknya pandemi Covid-19 bakal ditempuh. Tambahan stimulus bernilai jumbo berpeluang kembali digelontorkan.
“Langkah-langkah stimulus yang diharapkan di bawah pemerintahan Biden kemungkinan akan mencakup investasi infrastruktur yang signifikan merupakan pertimbangan pendukung yang mampu meningkatkan permintaan bensin dan solar,” kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Kompas.com