BPS Catat Inflasi 1,68 Persen Sepanjang 2020

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami kenaikan harga atau inflasi sebesar 1,68 persen sepanjang tahun lalu.

Secara bulanan, tingkat harga inflasi 0,45 persen pada Desember 2020. Inflasi ini lebih besar dari 0,28 persen pada November 2020 dan 0,34 persen pada Desember 2019.

“Inflasi banyak dipengaruhi cabai merah, telur ayam ras, cabai rawit, dan tarif angkutan darat,” ucap Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto saat rilis inflasi periode Desember 2020 secara virtual, Senin (4/1).

Secara tahunan, Setianto mencatat ada beberapa komoditas yang memberi andil besar pada inflasi sepanjang 2020, yaitu emas perhiasan 0,26 persen, cabai merah 0,16 persen, minyak goreng 0,1 persen, rokok kretek filter 0,09 persen, rokok putih 0,09 persen, daging ayam ras 0,05 persen, telur ayam ras 0,04 persen, ikan segar 0,04 persen, nasi dengan lauk 0,04 persen, dan uang kuliah 0,04 persen.

Setianto mengatakan inflasi tertinggi terjadi di kelompok makanan, minuman, dan tembakau mencapai 1,49 dengan andil minus 0,38 persen. Inflasi dari andil cabai merah, telur ayam ras, dan cabai rawit.

Inflasi juga terjadi di kelompok transportasi sebesar 0,46 persen dan andil 0,06 persen karena kenaikan tarif angkutan udara. Lalu, inflasi juga terjadi di kelompok penyedia makanan dan minuman/restoran 0,27 persen dengan andil 0,02 persen dan kelompok kesehatan 0,19 persen dengan andil nol persen.

Sisanya, inflasi kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga inflasi 0,08 persen dengan andil nol persen. Kelompok pakaian dan alas kaki inflasi 0,03 persen dengan andil nol persen, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,03 persen dan andil 0,01 persen, dan kelompok pendidikan nol persen dengan andil nol persen.

Sedangkan kelompok lain mengalami deflasi alias penurunan harga. Misalnya, deflasi kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen dan andil nol persen.

Kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya deflasi 0,01 persen dengan andil nol persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya minus 0,29 persen dengan andil minus 0,02 persen.

Berdasarkan komponennya, komponen bergejolak (volatile foods) inflasi 2,17 persen dengan andil 0,36 persen. Komponen volatile foods, terdiri dari komponen energi dengan inflasi 0,02 persen dan andil 0 persen serta komponen bahan makanan inflasi 2,02 persen dan andil 0,36 persen,

Lalu, komponen harga diatur pemerintah (administered price) dengan inflasi 0,35 persen dengan andil 0,06 persen. Kemudian, inflasi inti sebesar 0,05 persen dan andil 0,03 persen.

Berdasarkan wilayah, inflasi terjadi di 87 kota dari 90 kota IHK. Sementara 3 kota lainnya mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Gunung Sitoli sebesar 1,87 persen dan terendah di Tanjung Selor 0,05 persen. Sedangkan deflasi tertinggi di Luwuk sebesar minus 0,26 persen dan terendah di Ambon minus 0,07 persen.

 

 

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *