IHSG Kena Smackdown, dari Naik 1% Jadi Anjlok 2%
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu(23/12/20) dibuka hijau 0,64% ke level 6.061,84. Selang 3 menit IHSG masih hijau 1,28% ke level 6.100,22 setelah kabar ‘kocok ulang’ menteri Presiden Jokowi mulai direspons para pelaku pasar.
Akan tetapi memasuki menit ke 22 perdagangan IHSG tiba-tiba dibanting turun hingga 2,41% hingga jebol ke level 5.876,29.
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual sebanyak Rp 73 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 4 triliun.
Sentimen negatif perdagangan hari ini berasal dari dalam negeri karena kondisi pandemi Indonesia masih buruk. Satgas Penanganan Covid-19 menunjukkan adanya kenaikan mingguan kasus baru Covid-19 sebesar 12,1%. Kasus kematian akbat Covid-19 juga naik sebesar 3% secara nasional.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan tren memburuk muncul karena fasilitas kesehatan yang kian mnim sehingga penanganan pasien Covid-19 tidak optimal. Sejumlah daerah mengalami bed occupancy rate(BOR) alias tingkat keterisian Rumah Sakit rujukan Covid-19 di atas 80%, jauh di atas standar WHO yang di kisaran 50%.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya melakukan perombakan (reshuffle) Kabinet Indonesia Maju pada Selasa (22/12/2020). Sebanyak enam menteri diganti sekaligus, menjanjkan stabilitas politik dan kinerja kabinet yang lebih baik.
Tiga nama tergolong sebagai non-partisan, dan tiga lainnya dari partai. Meski demikian, empat dari mereka adalah sosok yang dekat dengan dunia usaha (pebisnis dan bankir). Perwakilan partai yang adapun dikenal memilki kinerja positif mendukung dunia usaha dan keberagaman seperti Risma dan Yaqut.
Reshuffle kali ini juga memberikan kepastian stabilitas politik karena menjaga status quo koalisi dengan mempertahankan jatah kursi Gerindra selaku mantan partai oposan. Oleh karena itu, pelaku pasar berpeluang memakai momentum tersebut mengambil posisi beli di pasar saham, karena ketakpastian poltik telah sirna dan berganti optimisme terhadap kinerja pemerintahan.
Sentimen negatif yang masih membayang dari luar negeri juga cenderung surut setelah bos BioNtech-produsen vaksin Covid-19-menyatakan bahwa produk yang dikembangkannya bersama Pfizer tersebut masih bisa mengatasi strain terbaru di Inggris.
“Secara keilmuan, ada kecenderungan besar bahwa respons imunitas oleh vaksin ini juga bisa muncul terhadap varian baru virus ini,” tutur Direktur Utama BioNtech Ugur Sahin dalam konferensi pers kemarin.
Alasannya, lanjut dia, protein di varian Inggris 99% sama dengan strain virus yang lama. Namun, uji klinis tetap diperlukan untuk memastikan hipotesa tersebut. Untuk sementara, kekhawatiran soal efektivitas vaksin yang sekarang beredar pun mereda, dan pemulihan ekonomi jalan terus.
Data resmi menunjukkan Produk Domestik Bruto (PDB) Inggris tumbuh 16% menjadi rekor tertinggi pada kurtal III-2020. Sementara itu, pembacaan ulang PDB AS pada perode yang sama tercatat tumbuh 33,4% (disetahunkan), dari pembacaan sebelumnya sebesar 33,1%.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Sindonews.com