Merkel: Jaga Jarak atau Ini Natal Terakhir dengan Keluarga
Kanselir Jerman Angela Merkel berencana menerapkan pembatasan lebih ketat menjelang libur Natal dan Tahun Baru setelah mencatat rekor 590 kematian virus corona dalam sehari.
Berbicara di depan parlemen dengan berapi-api, Merkel memperingatkan masyarakat untuk lebih taat menjalani protokol kesehatan, terutama dalam hal membatasi kontak dengan orang lain, jika tidak ingin liburan Natal dan Tahun baru ini menjadi yang terakhir dirayakan bersama keluarga.
“Saya benar-benar minta maaf dari lubuk hati yang paling dalam. Tetapi jika harga yang kita bayar adalah 590 kematian sehari maka ini tidak dapat diterima.”
“Jika kita terlalu banyak menjalin kontak dengan orang lain sekarang sebelum Natal, dan itu membuat tahun ini menjadi Natal terakhir bersama keluarga, maka kita gagal. Kita tidak boleh membiarkan itu,” kata Merkel dalam sesi anggaran di Bundestag pada Rabu (9/12).
Selain menerapkan pembatasan pergerakan, Merkel juga berencana menutup sejumlah pertokoan dan bisnis, termasuk bazar waffle dan wine yang terkenal menjelang Natal.
Menurut dia, jumlah korban tewas akibat corona adalah harga yang tidak sebanding untuk tetap membuka pertokoan.
“Tersisa 14 hari lagi sebelum Natal dan kita harus melakukan semuanya yang kita bisa untuk mencegah lonjakan kasus corona lagi,” kata Merkel seperti dikutip CNN.
Merkel mendesak pemerintah negara bagian memulai libur Natal dan Tahun Baru lebih awal dari 16 Desember. Dengan libur lebih awal, ia berharap orang-orang bisa memiliki waktu lebih lama untuk mengisolasi diri sebelum bercengkrama dengan keluarga, terutama orang tua.
Merkel juga menginginkan penguncian wilayah atau lockdown penuh dilaksanakan selama beberapa hari, mungkin dua minggu setelah Natal demi menurunkan lonjakan penularan Covid-19.
Namun, Merkel menegaskan untuk melakukan itu semua, ia butuh dukungan dari para pemimpin 16 negara bagian Jerman.
Jerman merupakan salah satu negara Eropa yang dipuji karena dinilai berhasil menangani gelombang pertama penularan corona. Namun, belakangan, kasus corona baru dan kematian melonjak secara signifikan.
Jerman semula berencana melonggarkan kebijakan pembatasan pergerakan di sebagian besar wilayah selama periode libur Natal dan Tahun Baru.
Pemerintahan Merkel juga mengizinkan masyarakat untuk berkumpul tidak lebih dari 10 orang, tidak termasuk anak-anak.
Tetapi, kebijakan pembatasan pergerakan yang tengah berlangsung nampaknya tidak cukup menekan lonjakan penularan corona. Institut Rober Koch (RKI) mencatat 20.815 kasus virus corona baru pada Rabu (9/12).
Dengan jumlah itu, Jerman mencatat total 1,2 juta lebih kasus virus corona dengan 19.932 kematian.
Merkel menganggap gelombang kedua penularan corona di Jerman lebih kompleks meski sudah terlihat kemajuan pengembangan vaksin Covid-19.
Para pejabat negara bagian memperingatkan bahwa jika Jerman gagal mengendalikan penularan corona, sistem perawatan kesehatan bisa kolaps dalam beberapa minggu ke depan.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : DW