Banzai! Jepang Tebar Stimulus Super Raksasa Rp 10 Kuadriliun
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga akan mengungkap paket stimulus pertamanya pada Selasa (8/12/2020). Paket stimulus yang disatukan oleh pemerintah Suga akan memiliki nilai keseluruhan 73,6 triliun yen atau sekitar Rp 10 kuadriliun (asumsi Rp 136,13/yen).
Menurut data draf akhir paket yang diperoleh Bloomberg, paket tersebut akan mencakup sekitar 40 triliun yen (Rp 5,4 kuadriliun) dalam fiskal, seperti pinjaman, investasi, dan pengeluaran langsung. Pengeluaran sebagian akan dibiayai oleh 19,2 triliun yen (Rp 2,6 kuadriliun) dari anggaran tambahan ketiga.
Sementara angka pertumbuhan yang direvisi keluar Selasa pagi kemungkinan akan mengkonfirmasi bahwa ekonomi melonjak kembali pada kuartal ketiga pada laju tercepat dalam 50 tahun terakhir.
Rekor angka infeksi dalam beberapa pekan terakhir kemungkinan juga akan mendinginkan pengeluaran konsumen yang membantu mendorong pemulihan di musim panas. Jika pembatasan sukarela atas pergerakan dan aktivitas terus muncul kembali di beberapa kota Jepang, efek pada pengeluaran dapat semakin dalam.
Suga menghadapi tantangan untuk menunjukkan bahwa dia berhasil mempertahankan momentum ekonomi sekaligus menahan virus hingga opsi vaksin tersedia.
Kegagalan untuk melakukannya kemungkinan akan menempatkannya dalam daftar panjang PM sementara di Jepang yang tidak dapat mempertahankan dukungan yang cukup di partai mereka sendiri untuk tetap berkuasa lebih dari satu tahun.
Meski begitu, meningkatkan pengeluaran konsumen akan sulit. Program subsidi perjalanan populer yang sangat dipertahankan Suga sebagai salah satu kebijakan stimulus paling efektif mendapat kecaman karena berpotensi memperburuk penyebaran virus.
Sebuah dokumen yang dilihat minggu lalu oleh Bloomberg menunjukkan bahwa pemerintah bermaksud untuk memperpanjang program Go To Travel hingga Juni sambil mengadaptasinya dengan cara yang fleksibel dan tepat.
Program ini juga menetapkan kelanjutan dari program cuti yang ditingkatkan, pengeluaran tambahan untuk perawatan kesehatan, pemberian uang tunai kepada beberapa keluarga orang tua tunggal dan dukungan untuk perusahaan yang menyesuaikan model bisnis mereka dengan era virus corona.
Draf terbaru menunjukkan pengeluaran tambahan yang dianggarkan sebesar 1,35 triliun yen (Rp 1,8 kuadriliun) untuk program perjalanan.
Paket stimulus terbaru diketahui skalanya lebih kecil daripada pendanaan yang terlihat dalam dua anggaran tambahan sepanjang tahun 2020 ini. Anggaran tersebut menambahkan 58 triliun yen (Rp 7,8 kuadriliun) pengeluaran tambahan yang setara dengan sekitar 11,3% dari ukuran ekonomi.
Secara keseluruhan, paket yang diungkapkan oleh pendahulu Suga, Shinzo Abe mencapai 234 triliun yen (Rp 31,6 kuadriliun) setelah memasukkan pinjaman, investasi, dan inisiatif sektor swasta.
Partai Demokrat Liberal Suga sendiri sudah menyerukan paket baru untuk membantu mengisi kekurangan 34 triliun yen permintaan dalam perekonomian.
Rincian paket stimulus fiskal 40 triliun yen menunjukkan sebagai berikut: sekitar 5,9 triliun yen untuk tindakan penahanan virus; sekitar 18,4 triliun yen untuk mendukung perubahan struktural menuju ekonomi pasca-corona; dan sekitar 5,6 triliun yen untuk manajemen bencana, langkah-langkah pengurangan.
Selanjutnya sekitar 5 triliun yen dana cadangan akan digunakan sesuai kebutuhan pada tahun yang berakhir Maret 2021; pengeluaran 5 triliun yen lainnya akan menggunakan dana cadangan untuk dialokasikan dalam anggaran tahunan tahun fiskal berikutnya; dan termasuk pendanaan dari rekening khusus, pengeluaran anggaran ekstra untuk tindakan-tindakan bernilai 20,1 triliun yen.
Suga mengatakan pada Jumat bahwa dana baru senilai sekitar 2 triliun yen untuk mendanai teknologi hijau juga akan ditampilkan dalam paket tersebut, serta dukungan untuk digitalisasi. Perdana menteri telah menjadikan peningkatan infrastruktur digital dan sasaran emisi karbon 2050 sebagai bagian sentral dari platform kebijakannya.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : CNBC Indonesia