Rawan Ambles! Emas Mulai Goyang Lagi, Bisa ke Bawah US$ 1.800
Harga emas sudah reli dalam tiga hari perdagangan terakhir. Hari ini Jumat (4/12/2020), harga logam mulia emas tersebut mengalami koreksi tetapi masih berada di atas level US$ 1.800/troy ons.
Harga emas dunia di arena pasar spot melemah 0,1% dari posisi penutupan kemarin. Harga emas pun dipatok di US$ 1.838,5/troy ons. Sepanjang pekan ini harga emas telah menguat 2,9%.
Harga emas seolah bangkit dari kubur di saat dolar AS tertekan hebat. Indeks dolar saat ini berada di level terendahnya dalam 2,5 tahun terakhir. Secara week to date indeks dolar telah melorot 1,16%.
Emas dan dolar AS punya korelasi negatif yang kuat. Artinya pergerakan harga emas berlawanan dengan dolar AS. Ketika dolar AS tertekan emas diuntungkan dan punya momentum untuk menguat.
Harga emas sempat longsor di bulan November ketika ada empat pengembang vaksin Covid-19 yang mengklaim hasil uji klinis tahap akhir kandidat vaksin yang mereka kembangkan memiliki tingkat efektivitas proteksi mencapai 90% bahkan lebih.
Kabar Inggris yang merestui penggunaan darurat vaksin Pfizer-BioNTech minggu ini tak terlalu membuat harga emas goyang seperti sebelumnya. Pada akhirnya vaksin memang jadi game changer.
Namun untuk melakukan vaksinasi Covid-19 secara masal tentu saja butuh biaya, proses dan waktu. Pasar yang forward looking menyambut gembira kabar vaksin dan lebih berani mengambil risiko serta agresif.
Emas sebagai aset safe haven (minim risiko) yang tidak produktif pun dibuang. Investor beralih ke saham, komoditas bahkan criptocurrency seperti bitcoin untuk mencari cuan yang lebih tebal. Itulah penjelasan dibalik koreksi harga emas yang signifikan di bulan lalu.
Lantas bagaimana prospek emas di tahun depan mengingat tahun 2020 tinggal menghitung hari (kurang dari 1 bulan)?
Banyak analis yang masih memandang positif emas lantaran narasi dan fundamental bullion belum berubah. Dalam prospek 2021, analis di perusahaan riset Inggris Metals Focus mengatakan mereka memperkirakan harga emas akan terdorong ke US$ 2.300/troy ons tahun depan.
“Logam mulia telah berada di bawah tekanan yang signifikan baru-baru ini karena investor meninjau kembali saham siklus setelah berita vaksin mulai datang,” kata Neil Meader, direktur emas dan perak di Metals Focus dalam laporannya.
“Tapi kami ragu apakah ini akan dipertahankan. Ini akan membutuhkan waktu untuk vaksin untuk digunakan secara luas. Kami juga tidak berharap akan ada kembali normal sampai setidaknya pertengahan 2021.”
Para analis di Metals Focus mengatakan bahwa pasar emas akan terus mendapatkan keuntungan dari langkah-langkah stimulus lebih lanjut, imbal hasil obligasi yang rendah, dan tekanan inflasi yang meningkat.
“Imbal hasil rendah menguntungkan emas dari biaya peluang minimal untuk memegang logam. Ini juga membatasi kemampuan pasar obligasi untuk bertindak sebagai lindung nilai terhadap koreksi harga ekuitas, “kata para analis.
Di saat yang sama, perusahaan juga melihat potensi daya tarik safe-haven emas untuk menarik investor.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar: CNBC Indonesia