Pengumuman Kabinet, Joe Biden Tunjuk Perempuan Urus Intelijen
Presiden terpilih Amerika Serikat, Joe Biden, mulai mengumumkan kabinet pemerintahannya, termasuk menunjuk perempuan pertama untuk memimpin badan intelijen negara.
CNN melaporkan, Selasa (24/11), mantan pejabat Badan Intelijen AS (CIA), Avril Haines, dipilih Biden untuk mengisi Direktur Intelijen Nasional (DNI).
Haines juga pernah menjabat sebagai wakil penasihat keamanan nasional presiden.
Jika terpilih, Haines akan menjadi perempuan pertama yang menduduki jabatan tertinggi dalam bidang intelijen di AS.
Petinggi Partai Demokrat di Komite Intelijen Senat saat ini berupaya membujuk anggota komite dari Partai Republik untuk menyetujui pencalonan Haines.
“Avril seorang yang cerdas dan mampu mengemban tugas sebagai Direktur Intelijen Nasional degan latar belakang yang akan membantunya dengan baik,” kata Senator Virginia Mark Warner.
“Meski saya berharap dia menghadapi banyak pernyataan ketat dari Senat kedua sisi partai, semakin cepat kita bisa pilih DNI, semakin cepat pula kita bisa memperbaiki kerusakan yang telah terjadi pada badan intelijen kita selama empat tahun terakhir,” paparnya menambahkan.
Selain Haines, Biden juga mengumumkan mantan Wakil Menteri Keamanan Dalam Negeri, Alejandro Mayorkas, untuk kini memimpin kementerian tersebut.
Mayorkas, pria kelahiran Kuba, diminta Biden untuk membangun kembali kementerian yang mengeluarkan kebijakan garis keras imigrasi selama empat tahun terakhir di tangan Presiden Donald Trump.
Biden juga diperkirakan akan menunjuk Janet Yellen sebagai Menteri Keuangan AS.
Sementara itu, Biden memberi jabatan Menteri Luar Negeri AS kepada Antony Blinken, mantan Wakil Menlu AS era Presiden Barack Obama.
Posisi Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga akan diisi oleh Linda Thomas-Greenfield. Biden lantas diperkirakan menunjuk Jack Sullivan sebagai penasihat keamanan nasionalnya di Gedung Putih.
Biden mengatakan nama-nama itu merupakan tim inti yang akan ditugaskan untuk mengembalikan dan menegaskan kembali kepemimpinan AS di mata dunia setelah upaya pemerintahan Trump memutus kerja sama multilateral Negeri Paman Sam dengan menarik diri dari sejumlah perjanjian internasional.
“Orang-orang ini sama-sama berpengalaman dan teruji dapat menangani krisis karena mereka inovatif dan imajinatif,” kata Biden melalui pernyataan.
“Prestasi mereka dalam diplomasi tidak tertandingi, tetapi mereka juga mencerminkan gagasan bahwa kita tidak dapat memenuhi tantangan mendalam dari momen baru ini dengan pemikiran lama dan kebiasaan yang tidak berubah, atau tanpa perbedaan latar belakang dan perspektif. Itu sebabnya saya memilih mereka.” ujarnya menambahkan.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Pikiran Rakyat