Analis Wall Street yakin Emas Terbang Pekan Ini

Harga logam mulia emas diperdagangkan menguat di awal pekan ini setelah terkoreksi sepekan lalu. Pelaku pasar memandang bullish pergerakan emas untuk minggu ini.

Senin (23/11/2020), harga logam mulia emas di pasar spot menguat 0,11% ke US$ 1.872/troy ons. Minggu lalu harga bullion mengalami penurunan sebesar 0,95%. Harga logam kuning ini merosot dari level US$ 1.888,6/troy ons ke US$ 1.870,5/troy ons.

Kandidat vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Moderna dilaporkan memiliki tingkat keampuhan 94,5%. Akibat kabar baik positif ini harga emas tertekan dan semakin menjauhi level psikologis US$ 1.900/troy ons.

Apabila dibandingkan dengan level tertingginya sepanjang tahun dan sepanjang sejarah pada Agustus lalu di US$ 2.063/troy ons, cuan emas sudah terkikis sebesar 9,36%. Namun pasar masih mewaspadai perkembangan kasus infeksi Covid-19 yang semakin memburuk.

Maraknya lockdown akibat peningkatan kasus infeksi yang signifikan membuat minat terhadap emas masih terjaga meskipun kabar gembira soal vaksin juga berseliweran. Harga emas juga masih sensitif terhadap stimulus.

Akibat kebijakan fiskal ekspansif dan moneter yang ultra longgar, harga emas mampu melambung tinggi. Secara year to date emas masih mencatatkan kenaikan di atas 20%.

Defisit fiskal yang membengkak, injeksi likuiditas ke sistem keuangan besar-besaran disertai dengan penurunan imbal hasil aset safe haven (minim risiko) obligasi pemerintah ke zona negatif menjadi faktor pendorong kenaikan logam mulia ini.

Lantas ke depan bagaimana prospek emas?

Setidaknya untuk minggu ini survei yang dilakukan oleh Kitco terhadap analis maupun pelaku pasar menunjukkan bahwa emas berpotensi untuk mengalami kenaikan harga.

Sebanyak 47% analis Wall Street yang disurvei oleh Kitco beranggapan bahwa tren emas akan bullish minggu ini. Hanya 29% yang memandang bearish. Sementara itu bagi 42% responden Main Street beranggapan emas masih bisa naik dan 39% dari responden memandang negatif tren pekan ini.

“Saya pikir emas terjebak dalam kisaran ini, dan akan tetap di sini sampai mendapatkan beberapa informasi baru,” kata Kevin Grady, presiden Phoenix Futures and Options. “Agar emas bisa menembus ke atas US$ 1.900, kita perlu melihat beberapa berita tentang langkah-langkah stimulus baru, tapi sepertinya itu bukan prioritas saat ini.”

Presiden AS terpilih Joe Biden beberapa waktu lalu menyampaikan proposal anggaran belanja negaranya. Anggaran belanja pemerintah AS untuk tahun 2021 dipatok di US$ 5,37 triliun sementara pendapatan dari perpajakannya sebesar US$ 3,375 triliun.

Artinya ada defisit sebesar hampir US$ 2 triliun atau jika dibandingkan dengan output perekonomian tahun 2019, defisit fiskal yang diajukan hampir menyentuh angka 10% dari PDB.

Ini tentu menjadi sentimen positif untuk emas, karena defisit yang membengkak mengindikasikan bahwa pemerintah masih akan bergantung pada utang di saat rasio utang juga sudah semakin membesar relatif terhadap perekonomiannya.

“Kisah emas belum berakhir, karena hanya terhenti sementara di tengah kondisi investor dan pasar mencari keadaan normal dalam perekonomian, “kata Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank, melansir Kitco News.

Hansen mengatakan ada risiko bahwa harga emas dapat terus melemah karena semakin banyaknya berita vaksin yang meningkatkan optimisme investor. Namun dia menambahkan bahwa masih banyak ketidakpastian dan stimulus di pasar sehingga harga emas turun secara signifikan.

“Saya bullish pada emas, tapi saya tidak terburu-buru untuk membeli,” katanya. “Saya akan melihat penurunan di bawah US$ 1.850 dan pengujian rata-rata pergerakan 200 hari sebagai peluang pembelian.”

Meskipun harga emas masih dinilai bullish untuk ke depan. Namun jika berkaca pada pengalaman historis emas juga berpeluang ambles. Harga emas berpotensi anjlok signifikan apabila program vaksinasi masal dijalankan di banyak negara dan optimisme pemulihan ekonomi semakin membuncah.

Di saat itulah kejadian seperti tahun 2011 ketika harga emas ambles berpotensi terulang. Sekali lagi, masih ada risiko ketidakpastian soal banyak hal sehingga harga emas cenderung terombang ambing di kisaran itu-itu saja.

 

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : CNBC Indonesia

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *