IHSG Diproyeksi Melaju di Zona Merah karena Aksi Ambil Untung
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi berbalik arah ke zona merah pada Jumat (20/11). Pelaku pasar berpotensi melakukan aksi ambil untung (profit taking) setelah indeks menguat beberapa hari terakhir.
Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper memprediksi IHSG belum bisa tembus ke area 5.700. Tepatnya, indeks akan bergerak dalam rentang support 5.520-5.557 dan resistance 5.614-5.634.
“IHSG diprediksi melemah. Perlu diwaspadai ada aksi profit taking dalam jangka pendek,” ungkap Dennies dalam risetnya.
Selain itu, sebagian pelaku pasar juga masih mencermati kenaikan kasus penularan virus corona di berbagai negara. Diketahui, beberapa negara kembali memberlakukan penguncian wilayah (lockdown) karena kasus terus melonjak.
Sementara, pasar juga mewaspadai dampak dari keputusan Bank Indonesia (BI) yang menurunkan suku bunga acuan 25 basis poin ke level 3,75 persen.
Meski pasar modal diprediksi bergerak negatif, bukan berarti pelaku pasar diam saja. Menurut Dennies, pelaku pasar bisa mengonsumsi sejumlah saham, seperti PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), dan PT Timah Tbk (TINS).
Di sisi lain, Direktur Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya melihat penguatan IHSG akan berlanjut hari ini. Ia meramalkan indeks berada dalam rentang support 5.489 dan resistance 5.606.
“Kenaikan IHSG ditopang karena masih stabilnya perekonomian Indonesia,” kata William melalui risetnya.
Ia merekomendasikan pelaku pasar melakukan aksi beli pada saham berkapitalisasi besar. Saham yang dimaksud, seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM).
Sebagai informasi, IHSG kemarin ditutup di level 5.594. Indeks tercatat menguat tipis sebesar 0,66 persen atau 36,54 poin.
Mayoritas atau sebanyak 284 saham menguat, 160 saham melemah, dan 172 saham tak bergerak. Sementara, pelaku pasar asing tercatat beli bersih (net buy) di seluruh pasar (all market) sebesar Rp303,13 miliar.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia