Tok! The Fed Tahan Suku Bunga Stabil, Dekati Nol Persen

Bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), memutuskan menahan suku bunga pinjaman jangka pendek mendekati nol persen dalam keputusan rapat komite pasar terbuka (Federal Open Market Committee), pada Kamis (5/11/2020).

Keputusan ini menandai mulai pulihnya ekonomi AS, kendati belum mendekati angka pertumbuhan sebelum pandemi virus corona melanda.

Seperti ekspektasi pasar sebelumnya, The Fed akhirnya mempertahankan suku bunga acuan di kisaran antara 0% -0,25% sejak pemangkasan suku bunga secara dadakan yang dilakukan 7 bulan lalu pada awal pandemi virus corona.

Dalam siaran pers di situs resmi The Fed, Dewan Gubernur The Fed, sepakat mempertahankan tingkat bunga yang dibayarkan atas saldo cadangan yang diperlukan sebesar 0,10%, efektif 6 November 2020.

Dewan Gubernur The Fed dengan suara bulat juga menyetujui penetapan suku bunga kredit primer pada tingkat saat ini, 0,25%.

Ketua The Fed, Jerome Powell, mengatakan meski mempertahankan suku bunga, pihaknya masih memiliki banyak instrumen yang dapat digunakan untuk membantu pemulihan ekonomi AS.

“Apakah kebijakan moneter keluar dari kekuasaan atau keluar dari amunisi? Jawabannya adalah tidak, saya kira tidak,” kata Powell dalam konferensi pers, dikutip dari CNBC International, Jumat (6/11/2020).

“Saya pikir kami sangat berkomitmen untuk menggunakan instrumen [moneter] canggih yang kami miliki untuk mendukung perekonomian selama masa sulit ini selama yang diperlukan dan tidak ada yang meragukannya.”

Ada sedikit perubahan bahasa dalam pernyataan pasca-pertemuan dari Komite Pasar Terbuka The Fed, meskipun rapat panel mencatat bahwa beberapa sektor ekonomi di AS mulai berjuang untuk pulih.

“Kegiatan ekonomi dan lapangan kerja terus pulih tetapi tetap jauh di bawah level mereka pada awal tahun,” kata pernyataan The Fed.

Keterangan tersebut sedikit berbeda dari pernyataan bulan September yang mencatat bahwa aktivitas ekonomi AS telah “meningkat dalam beberapa bulan terakhir”.

Pasar bereaksi sedikit terhadap berita Fed, dengan saham-saham di bursa Wall Street yang melanjutkan reli, sementara dolar melemah.

Keputusan The Fed untuk tetap menahan suku bunga stabil muncul di tengah kekhawatiran atas arah ekonomi AS ke depan di tengah tingginya kasus Covid-19 dan adanya pertimbangan lockdown yang diembuskan pejabat publik yang dikhawatirkan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam ini.

Seperti yang telah dilakukan beberapa kali sebelumnya, The Fed menekankan bahwa laju pertumbuhan ekonomi AS sangat bergantung pada pencegahan virus corona.

The Fed telah berusaha menggunakan kebijakan akomodatif untuk merangsang pertumbuhan ekonomi, meskipun para pejabat AS telah memperingatkan dalam beberapa bulan terakhir bahwa lebih banyak hal yang perlu dilakukan di sisi fiskal.

Komite The Fed juga menyesuaikan pandangannya tentang kondisi keuangan, dengan mengatakan bahwa bank sentral “tetap akomodatif”.

Pada kuartal ketiga, produk domestik bruto (PDB) AS mencatat kenaikan tercepat yang pernah ada, naik secara tahunan sebesar 33,1% setelah menyusut 31,4% pada periode sebelumnya.

Ekonomi AS yang mulai bangkit, mampu memulihkan 11,4 juta dari 22 juta pekerjaan yang hilang pada Maret dan April, tetapi pertumbuhan gaji melambat dalam beberapa bulan terakhir. Angka lapangan pekerjaan juga diperkirakan akan melambat lagi menjadi 530.000 pada bulan Oktober.

Namun, Kongres dan Gedung Putih masih tersandera dalam negosiasi untuk memberikan lebih banyak bantuan fiskal.

Elemen kunci dari pendekatan baru The Fed adalah janji bank sentral untuk tidak menaikkan suku bunga bahkan jika angka pengangguran turun tajam, yang di masa lalu yang telah dianggap sebagai sinyal inflasi akan meningkat.

 

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : iNews

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *