Parade PMI Manufaktur Dunia Bakal Bawa IHSG ke Zona Hijau

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,26% ke 5.115,12 pada Senin kemarin (2/11/2020), setelah libur panjang selama 3 hari pekan lalu.

Mengingat lamanya libur dan bursa kawasan Asia juga melemah cukup tajam selama 3 hari tersebut, pelemahan IHSG yang tidak terlalu besar bisa dikatakan cukup bagus.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 527 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi menyentuh Rp 9,6 triliun.

Sementara pada hari ini, Selasa (3/11/2020), IHSG berpeluang kembali ke zona hijau melihat sentimen pelaku pasar yang sedang bagus. Bursa saham Amerika Serikat (AS) dan Eropa kemarin mampu menghijau, bursa saham utama Asia juga sebenarnya menguat kemarin, hanya IHSG yang tertinggal.

Sektor manufaktur global, mulai dari China, Eropa, dan AS yang menunjukkan ekspansi memberikan gambaran berlanjutnya momentum pemulihan ekonomi di kuartal IV-2020.

Caixin melaporkan PMI manufaktur bulan Oktober tumbuh menjadi 53,6 dari bulan sebelumnya 53,0, dan lebih tinggi dari prediksi Reuters sebesar 53,0.

Dari Eropa, Markit melaporkan PMI manufaktur zona euro naik menjadi 54,8, di bulan Oktober, dari bulan sebelumnya 53,7. PMI di bulan Oktober tersebut merupakan yang tertinggi sejak Juli 2018 lalu.

Jerman, motor penggerak ekonomi Eropa mencatat kenaikan PMI manufaktur menjadi 58,2 dari sebelumnya 56,4.

Kemudian Institute for Supply Management (ISM) melaporkan PMI manufaktur AS di bulan Oktober melesat menjadi 59,3 dari 55,4 di bulan sebelumnya. PMI di bulan Oktober tersebut merupakan yang tertinggi sejak September 2018.

PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di bawahnya berarti kontraksi, sementara di atasnya artinya ekspansi. Meski masih mengalami kontraksi, tetapi sektor manufaktur Indonesia kembali menunjukkan kemajuan.

Tetapi ada sedikit yang mengganjal, yakni kebijakan lockdown yang baru diterapkan di negara-negara Eropa, sehingga menimbulkan pertanyaan apakah sektor manufaktur masih akan mempertahankan ekspansi di bulan ini.

Selain itu, pelaku pasar juga berfokus pada pemilihan presiden (pilpres) AS yang berlangsung Selasa 3 November waktu setempat, artinya dimulai sore menjelang malam nanti waktu Indonesia.

Secara teknikal, IHSG kemarin berbalik naik setelah nyaris menyentuh support (batas bawah) di 5.070 sampai 5.060, yang juga merupakan rerata pergerakan 100 hari (moving average/MA100) yang ditunjukkan garis warna oranye muda.

Setelah mendekati level tersebut, IHSG langsung rebound yang menjadi indikasi support kuat.

IHSG kini bergerak di atas rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA50) yang ditunjukkan dengan garis hijau.

MA 50 berada di kisaran 5.105 hingga 5.115, Selama bertahan di atasnya IHSG berpeluang menguat kembali menuju kisaran 5.163 yang menjadi resisten kuat sebab merupakan Fibonnaci Retracement 50%.

Fibonnaci tersebut ditarik dari level tertinggi September 2019 di 6.414 ke level terlemah tahun ini 3.911 pada grafik harian.

Sebelum menuju 5.163, IHSG perlu melewati MA 200 yang berada di kisaran 5.138 – 5.145.

Jika kembali ke bawah MA 50 IHSG berisiko melemah menuju ke support 5.060, sebelum menuju level psikologis 5.000.

Sementara jika mampu melewati 5.163, IHSG akan membuka ruang penguatan ke 5.200.

MA 50, 100 dan 200 tersebut bergerak menyempit, yang menjadi indikasi IHSG sebenarnya bergerak sideways beberapa hari terakhir.

 

 

 

 

 

Sumber : Cnbcindonesia.com
Gambar : CNBC Indonesia

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *